Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Biksu dan Pejabat Polri Pesan Tongkat dari Muntok
Oleh : Redaksi/TN
Senin | 23-05-2011 | 08:08 WIB
tongkat.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Tongkat Komando berbahan akar bahar dai Bangka Barat berlapis emas, dihargai Rp15 juta per tongkatnya. (Foto: Ist).

Muntok, batamtoday - Akar bahar asal Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, memiliki kelebihan dari akar bahar serupa yang tumbih di tempat lain. Akar bahar dari daerah ini lebih kuat dan juga berkhasiat mengobati beberapa jenis penyakit.

Hal itulah yang membuat para biksu seluruh Indonesia dan juga para pejabat Polri memesan tongkat kepada pengrajin akar bahar di Bangak Barat. Salah seorang pengrajin adalah Vera.

Vera mengatakan saat ini dia sedang mengerjakan pesanan tongkat 50 biksu dari berbagai wilayah Indonesia, dan pesanan dalam seminggu ini akan dapat diselesaikan.

"Para biksu memilih tongkat dari akar bahar karena dinilai lebih tahan lama hingga ratusan tahun dan berkhasiat mengobati berbagai macam penyakti seperti rematik, maag dan jenis penyakit lainnya," kata Vera, perajin akar bahar di Muntok, Minggu, 22 Mei 2011. Vera mengatakan harga setiap tongkatnya dihargai Rp5 juta.

Selain tongkat, para biksu juga memesan kalung berbentuk tasbih yang bahannya juga dari akar bahar yang harganya sedikit lebih murah dibanding tongkat, tambah Vera.

Para biksu yang tersebar di seluruh Indonesia, kata Vera, memang sudah menjadi langganan pihaknya, karena akar kayu bahar yang tumbuh di hutan Bangka Barat lebih awet, tidak terlalu berat dan bentuknya yang unik.

Bahkan Vera mengatakan pihaknya juga kerap mendapat pesanan para pejabat kepolisian yang ingin membuat tongkat komando yang bahan bakunya dari akar bahar, dengan harga mencapai Rp15 juta per tongkat.

"Ya, lebih mahal, karena pada kepala tongkat dilapisi emas," jelasnya.

Bahan akar bahar diperoleh Vera dan pengrjain dari para petani ladang dan nelayan dengan harga tidak terlalu mahal karena mereka menemukan akar bahar secara kebetulan saja," ujarnya dan enggan menyebutkan harga akar bahar yang dibeli dari para petani dan nelayan tersebut.

Ia menjelaskan, akar bahar mudah dibentuk dan dibuat beraneka jenis souvenir seperti gelang, cincin, kalung, tongkat, mainan kunci, anting dan aneka bentuk lainnya yang cukup menarik dan unik. "Dalam satu hari kami mampu memproduksi mencapai ratusan unit souvenir dari akar bahar dengan bentuk yang beragam, dikerjakan sebanyak 20 karyawan dan mampu menembus pendapatan mencapai Rp60 juta per bulan," ujarnya.

Menurut dia, kerajinan akar bahar di Bangka Barat sudah berkembang sejak puluhan tahun silam dan sudah dikenal masyarakat nasional dan internasional. Proses pembuatan souvenir dari akar bahar tidak menggunakan alat canggih, tetapi murni dikerjakan secara tradisional oleh perajin yang memiliki jiwa berkreasi dan seni.

"Mayoritas pelanggan akar bahar berasal dari luar daerah, bahkan ada yang dari Malaysia, Singapura dan Thailand serta dicari para wisatawan untuk souvenir," ujarnya. Ia mengatakan, souvenir akar bahar yang merupakan kerajinan tangan tradisional khas Bangka Barat terus dipromosikan ke luar daerah dan bahkan hingga ke luar negeri, melalui pameran seni dan budaya.

"Kami sudah mempromosikan akar bahar di seluruh provinsi di Indonesia, bahkan sudah sampai ke Malaysia, Singapura dan Thailand," ujarnya. Disinggung mengenai harga yang relatif tinggi, kata dia, cukup wajar karena proses pembuatannya cukup lama dan butuh keahlian dari para perajin yang memiliki jiwa seni.

Vera mengaku saat ini sedang mendesain souvenir akar bahar yang harganya relatif terjangkau, sehingga mampu menembus kelas ekonomi menengah ke bawah," ujarnya.