Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bank Dunia Sebut Seperlima Warga Indonesia Tak Miliki Akses Sanitasi Layak
Oleh : Redaksi
Sabtu | 26-04-2014 | 10:06 WIB

BATAMTODAY.COM - DATA Bank Dunia menyebutkan, terdapat sekitar 57 juta rakyat Indonesia atau seperlima dari seluruh polulasi di Indonesia sebanyak 240 juta orang, masih buang air besar sembarangan atau tidak pada jamban, toilet atau WC. Sebagian besar dari mereka tinggal di pedesaan atau berjumlah sekitar 40 juta orang. Dari jumlah itu, setengahnya tidak memiliki akses sanitasi layak.

Bahkan, sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia hampir berperilaku buang air besar sembarangan. Sementara jumlah orang yang tidak memiliki akses langsung terhadap toilet atau jamban layak, justru jauh lebih besar yaitu sekitar 2,5 miliar orang.

Menanggapi fenomena itu, Universitas Kristen Petra Surabaya, yang merupakan anggota UNDK (University Network Of Digital Knowledge), serta didukung oleh United Board, dan 11 perguruan tinggi di Indonesia, melakukan proyek mini yang memotret budaya penggunaan toilet oleh warga Surabaya.

Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan dan mendokumentasikan perilaku orang Surabaya dalam bertoilet, dan jenis toilet-toilet yang tersedia di Surabaya. Semua itu yang disajikan dalam bentuk website, foto, video, ilustrasi drama serta diaplikasikan di Google map.

"Kita ketahui toileting atau proses menggunakan toilet adalah bagian dari culture, local content. Budaya bertoilet ternyata masih buruk, dan juga banyak warga yang belum pakai toilet untuk buang iar besar," kata Aniendya Christianna, Dosen Desain Komunikasi Visual UK Petra, sebagai salah satu penggagas kegiatan.

Selama beberapa bulan terakhir para mahasiswa dan dosen yang terlibat terjun ke masyarakat untuk melakukan pemotretan kondisi dan budaya pemakaian toilet oleh warga di 3 kampung yang dijadikan sample. Selain itu tim yang diterjunkan mendata variasi toilet yang digunakan oleh masyarakat, baik toilet pribadi, toilet di tempat umum, hingga toilet di pinggir sungai.

"Dari sanalah kami menemukan berbagai permasalahan, sehingga kami dapat menawarkan beberapa alternatif solusi. Salah satunya membuat salah satu desain toilet yang ramah untuk difabel atau pengguna berkebutuhan khusus seperti tunanetra, sehingga mudah digunakan untuk yang berkebutuhan khusus," ujar Aniendya.

Dia mengungkapkan, sebenarnya proses pembangunan-pembangunan fasilitas seperti toilet atau jamban ini berkaitan dengan persoalan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu seharusnya pemerintah ikut ambil bagian dalam kegiatan seperti ini, karena selama ini pemerintah belum terlalu turun ke dalam untuk mengetahui bagaimana kondisi toilet warga.

"Kami memotret bahwa perilaku buang air besar sembarangan atau di sungai masih banyak dilakukan masyarakat, yang ini menimbulkan permasalahan tidak hanya soal kesehatan, melainkan juga pencemaran lingkungan. Masih ada warga yang langsung cemplung ke kali (sungai), tapi ada juga yang ke WC meski pembuangannya masih ke sungai juga,: terang Gunawan Tanuwidjaja, selaku Project Coordinator Program UNDK, kepada Mongabay-Indonesia.

Gunawan mengutarakan, bahwa selain masih ada masyarakat yang belum berperilaku hidup sehat dengan buang air besar di sungai, pola hidup berupa mandi dan mencuci juga dilakukan di sungai yang tidak dapat dijamin kesehatannya.

"Ini kebanyakan karena tingkat ekonomi masyrakat yang rendah, serta tanah yang masih bukan milik warga karena berada di pinggir sungai. Seperti di kampung stren kali Jagir, warga buang air besar disitu, padahal mandi dan mencuci juga disitu," ungkap Gunawan.

Belum terbiasanya masyarakat menggunakan jamban atau toilet lanjut Gunawan, juga dipengaruhi oleh pendidikan serts pemahaman masyarakat yang masih kurang mengenai kesehatan. Kebiasaan buang air besar dengan cara jongkok, juga menjadi kendala seiring penyebaran model toilet duduk yang belum menjadi kebiasaan.

Meski ada yang memiliki toilet atau jamban, Gunawan masih menemukan ada warga yang lebih suka buang air besar di sungai. Hal itu sekali lagi dipengaruhi oleh kebiasaan, serta budaya penggunaan toilet oleh warga yang masih rendah.

"Hasil dari ini semua kami buat untuk bahan sosialisasi, baik berupa video, komik, yang itu akan diberikan ke masyarakat untuk menyadarkan pentingnya MCK yang sehat dan fungsional," tukasnya. (*)

Sumber: Mongabay