Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hentikan Penggunaan Energi Kotor
Oleh : Redaksi
Kamis | 17-04-2014 | 15:34 WIB

BATAMTODAY.COM - IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), lembaga yang beranggotakan ilmuwan-ilmuwan terkemuka dunia, yang dibentuk oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beroperasi dibawah pengawasan Program Lingkungan PBB (UNEP) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), kembali menerbitkan laporan terbaru di Berlin, Jerman, pekan ini.

Laporan yang dikerjakan secara intensif selama 6 tahun ini disusun menggunakan seluruh data ilmiah yang tersedia guna mendukung program adaptasi perubahan iklim.

Dalam laporannya, IPCC menyimpulkan, konsentrasi gas rumah kaca – yang menjadi penyebab perubahan iklim – terus meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan selama tiga puluh tahun terakhir.

Pertumbuhan jumlah penduduk dan faktor ekonomi menjadi faktor utama peningkatan emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil. IPCC mencatat, tingkat pertumbuhan populasi mengalami selama sepuluh tahun terakhir identik dengan pertumbuhan pada tiga dekade sebelumnya. Namun kontribusi pertumbuhan ekonomi terhadap peningkatan emisi melonjak tinggi.

Skenario IPCC menunjukkan, guna membatasi kenaikan suhu bumi di bawah dua derajat Celsius, dunia harus mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 40-70% pada pertengahan abad ini dibanding tingkat emisi pada 2010 atau memangkasnya hingga nol pada akhir abad ini.

Ada delapan sektor ekonomi utama yang mendorong kenaikan emisi gas rumah kaca. Sektor-sektor tersebut adalah: sektor energi, transportasi, konstruksi, bangunan, industri, penggunaan lahan, pertanian dan kehutanan.

Emisi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri menyumbang 78% kenaikan total emisi gas rumah kaca dari tahun 1970 hingga 2010, dengan tingkat kontribusi yang sama dengan periode 2000-2010.

Separuh dari emisi CO2 pada periode 1750 hingga 2010 diproduksi oleh manusia dalam 23 tahun terakhir. Emisi gas rumah kaca terus meningkat setiap tahun dalam periode 2000-2010. Kenaikan ini berasal dari pasokan energi (47%), industri (30%), transportasi (11%) dan bangunan (3%). Dengan menghitung emisi tidak langsung dari sektor bangunan dan industri.

Tanpa upaya mitigasi yang serius, IPCC memerkirakan, rata-rata suhu bumi akan meningkat 3,7 hingga 4,8°C pada 2100 dibanding masa pra industri (dengan nilai median antara 2,5°C hingga 7,8°C jika faktor ketidakpastian iklim dimasukkan).

Menurut IPCC, memangkas emisi dari produksi listrik hingga ke titik nol bisa menjadi skenario mitigasi ambisius bersama. Namun IPCC menekankan, aksi efisiensi energi juga tidak kalah penting guna mengurangi emisi.

Sumber: Hijauku.com