Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

New York Akan Kenakan Biaya untuk Kantong Plastik
Oleh : Redaksi
Senin | 14-04-2014 | 10:44 WIB
kantong-plastik-untuk-makanan.jpg Honda-Batam
Kantong plastik.

BATAMTODAY.COM, New York - Dunia mengonsumsi ratusan miliar kantong plastik sekali pakai setiap tahun. Para aktivis lingkungan hidup mengatakan plastik itu sulit didaur ulang, menjadi sampah dan merusak biosfer. Mereka ingin melarang kantong plastik atau, seperti yang dilakukan oleh banyak komunitas, menarik biaya untuk kantong plastik di kasir.

Namun industri kantong plastik membela penggunaan tersebut, dengan mengatakan orang-orang menggunakan kembali kantong plastik. Sementara para pejabat industri mengatakan daur ulang adalah masalah tanggung jawab pribadi dan seharusnya tidak diregulasi.

Para pejabat kota mengatakan warga New York menggunakan 5,2 miliar kantong plastik setiap tahun. Mereka ditawari kantong gratis di setiap pasar swalayan, apotek atau toko kelontong. Banyak orang menyukainya, meski terkadang merasa bersalah menggunakannya.

"Kantong plastik mudah digunakan, ringan dan gampang disimpan," ujar seorang pria.

"Saya suka merasa bersalah, tapi terkadang menggunakannya karena mudah," ujar seorang perempuan.

Namun apa yang terjadi pada kantong-kantong plastik itu setelah dipakai merupakan masalah lingkungan besar, ujar Lilly Belanger dari noimpactproject.org.

"Mereka ditemukan di laut, menyumbat saluran pembuangan, ada di pohon. Mereka ditelan kehidupan laut. Dan saat itu terjadi, kita sebenarnya memakan kehidupan laut. Apa yang buruk bagi planet hampir selalu buruk untuk kita," ujar Belanger.

Kantong-kantong plastik dibuat dari produk-produk minyak bumi dan gas alam, dan tidak dapat terurai secara alami. Berenger menambahkan, mereka sulit didaur ulang.

Jadi, New York City menghabiskan hampir US$10 juta per tahun untuk mengirim 100 ribu ton kantong plastik ke tempat-tempat sampah di luar negara bagian.

Pengacara Jennie Romer dari PlasticBagLaws.org, membantu membuat peraturan daerah untuk melarang kantong plastik atau menarik biaya untuk penggunaannya. Ia mengatakan hampir 150 kotamadya di Amerika telah melakukannya dengan dampak yang baik.

"Di Washington DC biaya 5 persen dibebankan untuk kantong plastik sekali pakai, mengurangi penggunaan sampai 60 persen dan di Los Angeles County di California. Larangan penggunaan kantong plastik dan biaya 10 sen untuk kantong kertas mengarah pada pengurangan 95 persen penggunaan kantong plastik sekali pakai secara keseluruhan," ujar Romer.

Para aktivis lingkungan dan beberapa anggota Dewan Kota New York City mengusulkan peraturan untuk membebankan biasa 10 sen untuk kantong plastik sekali pakai.

Romer mengatakan orang-orang biasanya tidak menolak barang gratis untuk kenyamanan. Namun dengan biaya 10 sen per kantong, para pembeli lebih berpikir apakah mereka perlu kantong atau tidak.

Mark Daniels dari American Progressive Bag Alliance, sebuah kelompok industri perdagangan, mengatakan banyak orang yang menggunakan kembali kantong plastik di rumah, dan pembatasan penggunaan kantong plastik di Amerika akan mengurangi banyak lapangan pekerjaan di sektor manufaktur dan pusat daur ulang.

Sementara itu, di Indonesia sendiri, pada 2011 Menteri Lingkungan Hidup, (waktu itu) Gusti M Hatta, pernah meminta pengelola swalayan untuk mengurangi penggunaan pembungkus dan peralatan plastik. Pusat perbelanjaan diharapkan lebih mengutamakan pembungkus dari bahan yang ramah lingkungan.

Gusti menyatakan, pemerintah punya target untuk menggurangi limbah sampah yang merusak lingkungan. Sampah yang terolah minimal mencapai tujuh persen. Sementara sampah plastik termasuk yang tidak bisa diolah lagi. (*)

Sumber: VoA