Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Vokalis Iron Maiden Kucurkan Dana Untuk Pesawat Terpanjang di Dunia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 29-03-2014 | 13:32 WIB
bruce_dickinson-metalhammer.jpg Honda-Batam
Bruce Dickinson. (Foto: metalhammer.com)

BATAMTODAY.COM - Fakta bahwa vokalis Iron Maiden, Bruce Dickinson, merupakan seorang pilot pesawat terbang profesional mungkin seluruh dunia sudah tahu, namun belum tentu ada yang pernah menyangka jika karir sekundernya tersebut mendorongnya menginvestasikan 450 ribu dollar AS ( sekitar Rp 5 miliar) untuk proyek pembuatan pesawat terbang terpanjang di dunia.

Dikutip dari BBC oleh Rolling Stone, Dickinson yang mengawaki Boeing 757 saat terbang bersama bandnya mengelilingi dunia dalam tur prestisius Somewhere Back In Time World Tour, begitu ambisius dengan rancangan teknis dari pesawat yang dinamakan HAV Airlander tersebut.

Dengan rentang melebihi panjang lapangan football, atau hampir 20 meter lebih panjang dari sebuah Boeing 747, diperkirakan dibutuhkan kucuran dana sekitar 100 juta dollar AS (Rp 1 triliun) untuk merealisasikannya.

Sang vokalis itu juga menyebutkan bahwa ia berharap untuk dapat menggenjot publisitas bagi pesawat itu melalui aksi penerbangan nonstop mengelilingi bumi sebanyak dua kali. "Itu terlintas dalam imajinasi saya," ujarnya.

"Saya ingin mewujudkan pesawat itu dan menerbangkannya dari satu kutub ke kutub lain. Kami akan terbang melewati Amazon pada ketinggian 20 kaki, menjelajahi kota-kota terbesar di dunia dan menyiarkan segalanya lewat internet," imbuhnya.

Akibat dibuat dengan ukuran yang superior, kecepatan maksimum dari pesawat tersebut hanyalah 100 mil per jam, namun itu diimbangi dengan daya muat yang 50 kali lebih besar dari sebuah helikopter, hingga mampu mengangkut 50 ton kargo sekali terbang. Hebatnya, hanya dibutuhkan 2 orang untuk mengoperasikannya.

Proyek HAV Airlander ini dikabarkan juga menjalin kerjasama dengan pasukan militer AS dan diproyeksikan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengawasan dan penyelamatan militer, terkait keunggulan pesawat tersebut untuk tetap mampu terbang meski terkena serangan peluru.

Sumber: BBC