Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia, Salah Satu Negara yang Terkena Dampak Polusi

Polusi Udara Tewaskan 7 Juta Orang di Dunia
Oleh : Redaksi
Rabu | 26-03-2014 | 08:42 WIB
carbon-emission1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi polusi udara.

BATAMTODAY.COM, Genewa - Polusi udara sudah menjadi ancaman global. Badan Kesehatan Dunia (WHO), menempatkan polusi udara sebagai salah satu penyebab kematian terbesar. Tujuh juta jiwa meninggal akibat paparan polusi udara. Angka kematian tersebut juga meningkat dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.

WHO, dalam rilis resmi, melaporkan, dampak dari polusi udara merupakan delapan dari penyebab kematian terbesar secara global. Polusi udara kini menjadi risiko kesehatan lingkungan tunggal terbesar di dunia.

Menurut WHO, mengurangi polusi udara bisa menyelamatkan jutaan nyawa. Data baru menunjukkan hubungan yang kuat antara paparan polusi dalam dan luar ruangan, dan penyakit kardiovaskuler, seperti stroke dan penyakit jantung iskemik, serta antara polusi udara dan kanker. Termasuk infeksi pernafasan akut dan penyakit paru obstruktif kronik.

Perkiraan baru tidak hanya didasarkan pada pengetahuan tentang penyakit yang disebabkan oleh polusi udara, tetapi juga pada penilaian yang lebih baik dari paparan polusi udara melalui pengukuran dan teknologi yang terus berkembang. Dengan demikian, para ilmuwan dapat membuat analisis yang lebih rinci mengenai risiko kesehatan dari penyebaran demografis yang lebih luas di daerah pedesaan maupun di kota.

Secara regional, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daerah memiliki tingkat polusi udara terbesar pada 2012, dengan total 3,3 juta kematian terkait dengan polusi udara dalam ruangan dan 2,6 juta kematian yang berhubungan dengan polusi udara luar ruangan.

"Membersihkan udara yang kita hirup akan mencegah penyakit tidak menular serta mengurangi risiko penyakit di kalangan perempuan dan kelompok rentan, termasuk anak-anak dan orang tua," kata Dr Flavia Bustreo, Asisten Direktur Jenderal Keluarga, Perempuan dan Kesehatan Anak WHO.

Perempuan miskin dan anak-anak membayar biaya yang berat dari polusi udara dalam ruangan karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu di rumah menghirup asap dan jelaga dari kompor batu bara dan tungku kayu.

Termasuk dalam penilaian ini adalah rincian dari kematian disebabkan oleh penyakit tertentu, yang digarisbawahi bahwa sebagian besar kematian polusi udara karena penyakit jantung sebagai berikut:

Polusi udara di luar ruangan yang menyebabkan kematian - rincian penyakit yang ditimbulkan adalah:
* 40% - penyakit jantung iskemik;
* 40% - stroke;
* 11% - penyakit paru obstruktif kronik (PPOK);
* 6% - kanker paru-paru, dan
* 3% - infeksi saluran pernafasan bawah akut pada anak-anak.

Polusi udara dalam ruangan menyebabkan kematian - rincian penyakit yang ditmbulkan adalah:
* 34% - Stroke;
* 26% - penyakit jantung iskemik;
* 22% - COPD;
* 12% - infeksi saluran pernafasan bawah akut pada anak-anak, dan
* 6% - kanker paru-paru.

Perkiraan tersebut didasarkan pada data kematian terbaru dari WHO 2012 serta bukti risiko kesehatan dari eksposur polusi udara. Perkiraan paparan masyarakat terhadap polusi udara luar ruangan di berbagai belahan dunia dirumuskan melalui pemetaan data global baru, data satelit, pengukuran pemantauan permukaan tanah dan data tentang emisi polusi dari sumber utama, serta model tentang bagaimana polusi melayang di udara.

"Risiko dari polusi udara sekarang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya, terutama untuk penyakit jantung dan stroke, " kata Dr Maria Neira, Direktur Department untuk Kesehatan Masyarakat, Lingkungan dan Sosial Determinan Kesehatan.

"Beberapa risiko memiliki dampak yang lebih besar pada kesehatan global saat ini dari polusi udara. Bukti ini menjadi sinyal perlunya tindakan bersama untuk membersihkan udara yang kita hirup semua," imbuhnya.

Setelah menganalisa faktor risiko dan mempertimbangkan revisi dalam metodologi, WHO memperkirakan 4,3 juta jiwa meninggal pada 2012 akibat polusi udara dalam ruanganpada rumah tangga yang memasak dengan batubara, kayu dan kompor biomassa.

Perkiraan baru itu dijelaskan oleh informasi yang lebih baik tentang eksposur polusi di antara 2,9 miliar orang yang tinggal di rumah-rumah dengan menggunakan kayu, batu bara atau kotoran sebagai bahan bakar memasak utama mereka, serta bukti tentang peran polusi udara dengan peningkatan penyakit jantung dan pernapasan, dan kanker.

Sementara, WHO memperkirakan 3,7 juta jiwa meninggal pada 2012 akibat polusi udara di luar ruangan di perkotaan dan pedesaan di seluruh dunia.

Karena tumpang tindih ini, kematian disebabkan oleh dua sumber polusi itu, maka total perkiraan kematian mencapai 7 juta jiwa pada 2012.

"Polusi udara yang berlebihan sering merupakan produk sampingan dari kebijakan yang tidak berkelanjutan di sektor-sektor seperti transportasi, energi, pengelolaan limbah dan industri. Dalam kebanyakan kasus, strategi sehat juga akan lebih ekonomis dalam jangka panjang karena penghematan biaya perawatan kesehatan serta keuntungan iklim," kata Dr Carlos Dora, Koordinator WHO untuk Kesehatan Masyarakat, Lingkungan dan Sosial Determinan Kesehatan. (*)

Editor: Roelan