Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

34 Persen Siswa SMA di Batam Tak Lulus Try Out, DPRD Pertanyakan Kompetensi Guru
Oleh : Romi Chandra
Sabtu | 22-03-2014 | 10:36 WIB
udin-DPRD.gif Honda-Batam

PKP Developer

Udin P. Sihaloho, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - DPRD Batam menilai kesiapan siswa SMA sederajat di Batam dalam menghadapi ujian nasional (UN) masih jauh dari yang diharapkan dan sama sekali belum matang. Hal itu tercermin dari hasil try out yang mencatat 34 persen pesertanya tak lulus.

"Kondisi ini jelas menandakan kesiapan para siswa untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) nantinya belum matang," ungkap Udin P. Sihaloho, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Batam kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (21/3/214) sore.

Berdasarkan keterangan Andi Agung, Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Kota Batam, kata Udin, kumpulan soal yang diujikan untuk para siswa SMA atau SMK sederajat merupakan perumusan soal yang dilakukan oleh para guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

"Di sini saya bertanya kembali, kira-kira tingkat kecerdasan maupun kompetensi dari guru yang tergabung dalam MGMP tersebut sudah sejauh mana? Dengan kondisi ini sangat jelas mereka belum bisa memberikan pemahaman maksimal terhadap siswa-siswanya," kata Udin.

Jika mereka membutuhkan yang namanya bimbingan teknis atau pembekalan dan lain sebagainya, kata Udin, mereka bisa mengajukan anggaran dan menggunakan APBD karena 23 persen anggaran Disdik untuk melakukan bimtek tersebut.

"Hanya saja, apa yang dikatakan bimtek, pembekalan atau apalah namanya sudah dilaksanakan atau tidak? Kalau sudah, tentu permasalahan untuk siswa yang akan menghadapi UN, terutama SMA dan SMK bisa terakomodir, karena bisa dilihat dari output tingkat kelulusan pelajar dalam TO yang telah dilakukan," tegas Udin.

Kenapa lebih difokuskan ke siswa SMA dan SMK kata Udin, karena mereka akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. "Kita akan minta Disdik untuk merilis seberapa besar tingkat kelulusan yang bisa masuk ke perguruan tinggi melalui jalur UMPTN," tambah Udin.

Karena, jelas Udin, guru dan Disdik perlu melihat sejauhmana persaingan mereka dengan kompetitor diluar Batam untuk mendapatkan perguruan tinggi yang menjadi idaman dan dapan mengabdikan ilmunya di Batam setelah tamat nantinya.

"Itu bagi anak yang melanjutkan kuliah. Nah bagi merrka yang lulus SMK, kita bisa lihat sejauhmana output mereka sehingga bisa ditampung di perusahaan. Apa memang setelah lulus bisa siap pakai langsung atau tidak? Nah ini mesti diperhatikan. Jangan hanya bisa menguji tanpa memberikan pemahanan yang jelas bagi mereka," jelas Udin.

Untuk mereka yang lulus SMK, memiliki sinkronisasi dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) yang juga melakukan pelatihan untuk anak putus sekolah setelah tamat SMK, tutup Udin.

Editor: Dodo