Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PDIP Dinilai Tak akan Koalisi dengan Gerindra dan Demokrat
Oleh : Surya
Rabu | 19-03-2014 | 17:18 WIB
qodari.jpg Honda-Batam
M Qodari

BATAMTODAY.COM, Jakarta - PDIP diyakini tak akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Gerindra, apabila nanti memenangkan Pemilihan Umum Legislatif 9 April dan menjadi pemenang Pemilihan Umum Presiden 9 Juli mendatang.

Prediksi tersebut dilontarkan oleh pengamat politik/Direktur Eksekutif Indo Barometer M.Qadari saat menjadi pembicara dalam dialog kenegaraan 'Pemilu 2014: Perang Tokoh Calon Senator' di Jakarta, Rabu (19/3/2014).

"PDI Perjuangan sulit berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Jika dengan Partai Demokrat dilataribelakangi sejarah masa lampau, maka dengan Gerindra disebabkan sejarah masa kini," ujar M. Qadari.

Ditambahkan Qadari, sejarah masa lampau yakni adanya hubungan yang kurang harmonis antara Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono menjelang penyelenggaraan Pemilu 2004.

Sementara sejarah masa kini tersebut ditambahkan Qadari menyusul adanya kesepakatan atau Perjanjian  Batu Tulis yang dianggap Partai Gerindra telah dilanggar oleh PDI Perjuangan terkait diusungnya Joko Widodo menjadi calon presiden dari partai berlambang banteng mengamuk tersebut pada Pemilu 2014. Dari berbagai pantuan di media, Gerindra selama ini melakukan pendekatan tidak secara hati, tetapi dengan menyerang.

PDI Perjuangan kata Qadari dianggap Gerindra telah melanggar kesepakatan Batu Tulis, utamanya pasal ketujuh, PDI P berkomitmen mendukung Prabowo sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai capres.

Sedangkan PDI Perjuangan melihat seluruh pasal dalam perjanjian Batu Tulis tersebut diantaranya pasal yang menyebutkan jika pasangan Megawati dan Prabowo terpilih sebagai presiden dan wapres, maka Prabowo diberikan kewenangan untuk mengangkat 10 Menteri dari partainya.

"Kenyataanya pasangan Megawati dan Prabowo tidak terpilih sehingga klausul pasal tiga itu sudah gugur, " ujarnya.

Menurut Qadari, dari berbagai pantuan di media, Gerindra selama ini melakukan pendekatan tidak secara hati, tetapi dengan menyerang seusai melakukan perjanjian Batu Tulis.  Sebab tipikal atau figur Megawati tidak bisa didekat dengan kekerasan atau tekanan. Makin ditekan Megawati, maka Megawati akan semakin bersikap keras.

"Mestinya Gerindra melakukan pendekatan hati dalam upaya poliltik agar berhasil. Sebab kalau Megawati sudah sakit hatinya, maka pintu PDI Perjuangan akan tertutup, " ujarnya.

Sementara dalam kesempatan sama, Sabam Sirait mengatakan sepengetahuannya pada pertemuan Batu Tulis dihadiri 12 orang. Enam orang dari PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Megawati dan enam orang dari Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Hingga usai pertemuan di Batu Tulis, kata Sabam tidak ada perjanjian Batu Tulis.

"Setelah pertemuan itu, saya dan orang-orang yang hadir pulang. Saya tidak tahu ada pertemuan  berikutnya yang menghasilkan perjanjian atau kesepakatan Batu Tulis, " kata Sabam.

Editor: Surya