Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penelitian Terbaru Memaparkan, Aerosol Justru Melemahkan Badai
Oleh : Redaksi
Sabtu | 15-03-2014 | 10:31 WIB

BATAMTODAY.COM - Aerosol di atmosfer yang dihasilkan dari aktivitas manusia memang secara langsung mempengaruhi badai atau siklon tropis. Namun tidak dalam cara yang sebelumnya dipercaya banyak ilmuwan yang pada kenyataannya justru cenderung melemahkan badai tersebut.

Demikian hasil penelitian yang melibatkan tim peneliti dari Texas A & M University. Penelitian yang dilakukan Renyi Zhang, Yuan Wang, Keun-Hee Lee, Yun Lin dan Misty Levy itu telah diterbitkan dalam jurnal terbaru Nature Climate Change.

Tim meneliti bagaimana antropogenik aerosol -yang dihasilkan dari aktivitas manusia, seperti emisi dari pabrik, pembangkit listrik, mobil dan pesawat- memainkan peran dalam perkembangan badai. Tim menggunakan model komputer kompleks dan data yang diperoleh dari Badai Katrina, yang melanda Gulf Coast pada 2005 dan menghasilkan bencana yang merusak.

Para peneliti menemukan bahwa aerosol cenderung melemahkan pembentukan badai (badai tropis yang terbentuk di Samudra Atlantik) atau topan (yang dibentuk di Pasifik). Mereka juga menemukan bahwa aerosol cenderung menyebabkan badai berantakan sebelum terbentuk dan kecepatan angin lebih rendah dari badai di mana aerosol antropogenik tidak muncul.

Rata-rata, ada sekitar 90 badai atau siklon yang membentuk setiap tahun di seluruh dunia, yang berarti temuan mereka bisa menjadi sangat penting dalam bagaimana mengevaluasi dan mempersiapkan diri untuk badai tropis yang merusak.

"Hasil ini mengejutkan. Karena studi bersandar pada cara lain yang menyatakan pemanasan global oleh gas rumah kaca membuat badai lebih intens dan sering. Kami menemukan bahwa aerosol beroperasi dengan cara yang berbeda dari gas rumah kaca yang dapat mempengaruhi badai," katanya.

Peneliti juga menyatakan, aerosol tampaknya meningkatkan jumlah curah hujan dalam badai atau topan. Ikatan hujan yang berhubungan dengan badai tropis tersebut tampaknya lebih besar dan lebih kuat.
Zhang mengatakan, hasil ini bisa membuktikan bermanfaat dalam bagaimana mempelajari badai di masa depan dan betapa pentingnya kehadiran atau tidak adanya aerosol mempengaruhi perkembangan badai tersebut.

Katrina, misalnya, adalah badai paling merusak dalam sejarah AS, dengan kerugian total lebih dari $100 miliar dan menewaskan lebih dari 1.800 orang. Kecepatan angin di pusaran atas badai itu mencapai 175 mil per jam dan membanjiri 80 persen wilayah New Orleans.

"Informasi yang dihasilkan dari penelitian ini bisa sangat membantu dalam cara kita memperkirakan badai," jelas Zhang.

"Penelitian selanjutnya mungkin perlu faktor dalam efek aerosol. Jika badai atau topan terbentuk di bagian dunia di mana kita tahu bahwa aerosol antropogenik hampir pasti hadir, data ini perlu dipertimbangkan dalam pembentukan badai dan pengembangan dan akhirnya mengantisipasi badai." (*)

Editor: Roelan