Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waduh, Ada Empat Gas Perusak Ozon Baru di Atmosfer
Oleh : Redaksi
Jum'at | 14-03-2014 | 08:10 WIB
20140310_ozonehole2013.jpg Honda-Batam
Lubang ozon di atas Kutub Selatan, September 2013 ( Gambar milik NASA ).

BATAMTODAY.COM, Norwegia - Empat jenis gas baru telah terdeteksi di atmosfer. Kesemua gas tersebut dihasilkan dari aktivitas manusia, dan berkontribusi terhadap kerusakan lapisan ozon.

Peneliti di University of East Anglia menunjukkan, lebih dari 74.000 metrik ton dari tiga chlorofluorocarbons (CFC) jenis baru dan satu hydrochlorofluorocarbon (HCFC) jenis baru, telah dilepaskan ke atmosfer. CFC merupakan senyawa kimia yang dilarang di bawah Protokol Montreal tahun 1987 sebagai respons terhadap kerusakan tumbuh lapisan ozon yang merupakan perisai pelindung alami bumi terhadap sinar ultraviolet matahari yang berbahaya.

Sejak itu, sebagian besar kadar senyawa itu di atmosfir telah menurun, namun CFC-113a yang merupakan salah satu dari empat gas baru yang ditemukan, tampaknya telah terakumulasi sejak 1960. Bahkan antara 2010 - 2012, emisi CFC-113a melonjak sebesar 45 persen.

Peneliti utama Dr Johannes Laube dari Sekolah Ilmu Lingkungan University of East Anglia, mengatakan, "Penelitian kami menunjukkan empat gas yang tidak ada di atmosfer sama sekali hingga tahun 1960-an, dan menunjukkan mereka adalah buatan manusia."

"Identifikasi empat gas baru ini sangat mengkhawatirkan karena akan berkontribusi terhadap kerusakan lapisan ozon," katanya seperti dilansir Envicorentment News Service.

"Kami tidak tahu dari mana gas baru itu dipancarkan dan ini harus diselidiki. Sumber itu bisa termasuk bahan kimia untuk bahan baku produksi insektisida dan pelarut untuk membersihkan komponen elektronik," imbuh Dr Laube.

Dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal Nature Geoscience, Dr Laube dan timnya menemukan gas baru dengan membandingkan sampel udara dengan gelembung udara yang terkubur salju di lapisan es Greenland, yang dikenal sebagai kutub salju Firn. Jenis salju itu menyediakan arsip alami dari atmosfer yang berusia satu abad.

Mereka juga menganalisis udara yang dikumpulkan antara tahun 1978 hingga 2012 di Cape Grim di daerah Tasmania yang tercemar, sebuah pulau yang merupakan negara bagian Australia selatan.

Pengukuran menunjukkan bahwa keempat gas baru itu telah dilepaskan ke atmosfer baru-baru ini, dan telah terakumulasi secara signifikan.

Peningkatan emisi skala ini tidak pernah terlihat untuk setiap CFC lain karena kontrol baru dimulai pada 1990-an, kata para peneliti. Tetapi mereka tidak berada di dekat puncak emisi CFC dari tahun 1980-an, yang mencapai sekitar satu juta ton per tahun.

"CFC adalah penyebab utama dari lubang di lapisan ozon di atas Antartika," papar Dr Laube.

"Terlebih lagi, penghancuran tiga CFC di atmosfer sangat lambat, sehingga walaupun emisi itu untuk segera dihentikan, CFC itu masih akan berada di atmosfir selama beberapa dekade," dia memperingatkan. (*)

Editor: Roelan