Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sistem Pengelolaan Obat di Batam Jadi Percontohan se-Indonesia
Oleh : Irwan Hirzal
Kamis | 13-03-2014 | 10:48 WIB
IMG-20140106-00832.jpg Honda-Batam
Chandra Rizal, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam. (Foto: Dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sistem pengelolaan obat di Kota Batam menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain di Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Batam memiliki sistem yang memudahkan setiap obat yang akan masuk ke instalasi farmasi, diberi kode sehingga mudah dipantau melalui aplikasi komputer.

"Kemarin ada kunjungan dari Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Kafarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Purwadi, ke Batam. Beliau melihat sistem pengontrolan obat e-barcode. Katanya ingin mempelajari dan dikembangkan pada 500 kabupaten dan kota di Indonesia," ujar Chandra Rizal, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Kamis (13/2/2014).

Chandra menjelaskan, sistem komputerisasi ini sudah dilakukan sejak 2003 lalu. Namun setiap tahunnya ada peningkatan sistem. Menurutnya, untuktingkat kabupaten/kota, baru Kota Batam yang menerapkan, sementara untuk tingkat provinsi yang sudah diterapkan Papua.

"Banyak yang berkunjung. Sebulan bisa dua kabupaten/kota. Contohnya kemarin kita juga kedatangan rombongan Kalimantan Selatan untuk belajar tentang sistem ini di Batam," katanya.

Dia menjelaskan, ide ini muncul setelah melihat cara pengelolaan barang di supermarket atau mal. Karena itu, Dinas Kesehatan mencoba melakukan hal yang sama agar keluar masuk obat lebih mudah dipantau.

"Ini ide teman-teman bagaimana memulai sistem barcode supaya lebih mudah memeriksanya dan memudahkan sistem pelaporan keuangan tahunan," jelasnya.

Sistem e-barcode ini juga berguna untuk mengetahui berapa sisa stok obat, harga obat, sumbernya apakah dari anggaran DAK, kegiatan program, atau dari APBD provinsi.

"Contohnya obat yang tertera pada nomor yaitu 05121214025241210017 artinya dana alokasi khusus (05), tahun perolehan pembuatan (12), 1214 (bulan tahun kadaluarsa) 02524 (kode aplikasi) 1210017 (nomor beach)," terang Candra.

Saat ini sistem tersebut baru berjalan di lingkungan instalasi farmasi saja. Namun ke depan akan dibuat online ke seluruh puskesmas yang ada di Batam sehingga memudahkan dalam pengelolaan obat.

Selama ini, kata Chandra, pihak puskesmas minta obat menggunakan lembaran permohonan obat. Setelah online, nantinya cukup melalui sistem komputer.

"Pengelolaan obat dibuat satu pintu di instalasi farmasi obat dari berbagai program harus melalui satu pintu masuk tersebut sebelum diambil oleh bidang kegiatannya masing-masing," katanya.

Selain pengelolaan obat menggunakan sistem e-barcode, pendataan pasien berbasis komputer juga sudah diterapkan di 17 puskesmas di Batam. "Tapi belum di seluruh poli, baru untuk poli umum. Kecuali Puskesmas Sekupang yang sudah lengkap untuk semua poli," paparnya. (*)

Editor: Roelan