BATAMTODAY.COM - Demi sesi rekaman baru bersama produser Ryan Tedder dan Paul Epworth, U2 dikabarkan menunda perilisan album ketiga belasnya hingga tahun 2015, seperti dilansir oleh Billboard.

"Tampaknya usia yang semakin beranjak membuat mereka akan menghabiskan waktu lebih lama untuk menyelesaikan sebuah album, namun yang hebat dari U2 ialah bahwa keseluruhan albumnya selalu lebih baik," ungkap seorang sumber yang dipercaya pada Billboard yang dikutip Rolling Stone.

Menurut pemberitaan itu, U2 telah menjadwalkan tur promosi yang akan dimulai pada bulan September mendatang, namun Live Nation selaku promotor konser kini memindahkan jadwal tersebut ke tahun depan.

Tentu U2 tak perlu khawatir dengan penundaan turnya, terlebih mengingat 360 Tour, tur dari album terakhir mereka yang sukses mencetak rekor pendapatan tur dan jumlah penonton terbesar, juga sempat mengalami kendala penundaan pada 2009 silam.

Belum ada kabar lebih jauh tentang keterlibatan Tedder dan Epworth. Yang jelas, Danger Mouse tetap akan menjadi produser utama, dan bagi publik, sejatinya album tersebut tak serta merta bisa dikatakan tertunda, karena pada dasarnya belum pernah ada rilis waktu perilisan yang resmi.

Bahkan bulan lalu Bono sendiri mengemukakan pada BBC, "Sebelum (album baru itu) masuk radio atau online, berarti album itu belum benar-benar ada. Bersama U2, album kami belum bisa dikatakan selesai hingga benar-benar ada di toko."

Sementara drummer Larry Mullen, Jr. justru menganggap terkurasnya waktu penggarapan album baru sebagai akibat dari proyek pembuatan lagu untuk film Mandela: Long Walk to Fredom, meski lagu "Ordinary Love" itu tak hanya berakhir usang dengan terjual 115 ribu kopi, meraih nominasi Oscar dan memenangkan penghargaan Golden Globe.

Tentang konten musik yang akan ditawarkan, gitaris The Edge menukaskan pada Rolling Stone Amerika Serikat di awal tahun ini bahwa U2 memiliki "sekitar 30 lagu yang sangat mereka suka". Ia juga mengutarakan bahwa enam atau tujuh lagu di antaranya telah melewati tahap mixing dengan aransemen yang terinspirasi oleh musik kegemaran U2 di era '70-an.

"Itu merupakan periode yang kaya dan seringkali kami sambangi di masa lampau," ujar The Edge. "Namun lirik dalam album itu juga sangat Dublin-sentris."

Sumber: Rolling Stone