Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menikmati Reef Jerky, Dendeng 'Medis' dari Ganja
Oleh : Redaksi
Selasa | 18-02-2014 | 12:00 WIB
dendeng.jpg Honda-Batam
Pembuatan Reef Jerkey sama dengan dendeng biasa, namun diinfusi ekstrak ganja di tahap akhir. Makanan ini ditujukan untuk pengobatan medis. (Top Food Picture/VIVAlife)

BATAMTODAY.COM - Tak hanya di Indonesia, dendeng atau daging yang diawetkan juga lazim dikonsumsi di berbagai negara baik di Asia maupun negara-negara lain.

Di Amerika, dendeng disebut dengan beef jerky. Kata "jerky" berasal dari kata dalam bahasa Spanyol yaitu "charqui " yang berarti "membakar daging."

Dendeng sendiri sebenarnya adalah daging yang telah dipotong-potong dan dibuang lemaknya untuk mencegah pembusukan.

Biasanya, daging dikeringkan atau dijemur di bawah sinar matahari setelah diberi garam untuk mencegah bakteri berkembang pada daging sebelum mencapai kelembaban yang cukup.

Dendeng diangggap sebagai makanan yang praktis, mudah disajikan dan rasanya yang manis dan lezat disukai banyak kalangan. Menimbang kelebihan tersebut, sebuah laboratorium di California, Santa Cruz Labs, menghadirkan produk dendeng sapi yang dibuat dengan campuran mariyuana atau tanaman ganja.

Dendeng yang dinamakan "Reef Jerky" tersebut dibuat layaknya dendeng sapi pada umumnya namun di tahap akhir, dendeng diinfusi dengan ekstrak mariyuana.

Santa Cruz Labs sendiri merupakan laboratorium yang memproduksi berbagai produk mariyuana untuk keperluan pengobatan.

Ini bukan pertama kalinya muncul produk yang dibuat dengan campuran mariyuana. Sebelumnya telah lebih dulu hadir beberapa produk makanan dan minuman dari mariyuana antara lain cokelat, permen, brownies, jus lemon, selai kacang, mentega, roti, kacang, kopi, es krim, pretzel, biskuit, minyak zaitun dan masih banyak lagi.

Produk-produk tersebut dibuat untuk para pasien medis. Beragam produk mariyuana yang telah diciptakan tadi diklaim dapat menjadi cara paling sederhana dan menyehatkan untuk mendapatkan manfaat mariyuana dalam pengobatan medis.

Sumber: VIVAlife