Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ikan Daerah Tropis Justru Berjuang untuk Bertahan Hidup Akibat Pemanasan Air Laut
Oleh : Redaksi
Sabtu | 15-02-2014 | 12:15 WIB
Tropical-Fish-Colorful.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi spesies ikan di daerah tropis.

BATAMTODAY.COM - Sebuah penelitian di Australia, peningkatan suhu air laut akibat perubahan iklim mengancam kelangsungan hidup ikan-ikan yang berada di dekat khatulistiwa, seperti Indonesia. Penelitian yang dipublikaskan dalam Global Change Biology Journal, November 2013 itu memaparkan ancaman bagi masyarakat dan nelayan yang bergantung pada ikan.

Para peneliti menganalis perilaku enam spesies ikan daerah topis dalam suhu air laut menghangat 2 - 3 derajat Celcius (3,6 - 5,4 derajat Fahrenheit) di habitat mereka saat ini. Ternyata, semakin hangat suhu air laut semakin sulit ikan-ikan itu untuk berenang, menemukan makanan, menghindari predator, bahkan bereproduksi .

"Organisme yang hidup di lintang ekstrem dekat khatulistiwa sangat rentan terhadap suhu karena mereka berevolusi dalam rentang suhu yang sangat sempit," kata Jodie Rummer, peneliti di James Cook University di Queensland seperti dilansir Live Science.

Bahkan, salah satu spesies ikan yang diteliti tak mampu bertahan hidup dalam suhu maksimum 34 derajat Celcius (93,2 derajat Fahrenheit).

Ikan dalam penelitian ini biasanya hidup dalam suhu 29 - 31 derajat C  (84,2 - 87,8 derajat F). Setelah perilaku ikan pada suhu tersebut diteliti, secara bertahap suhu air dinaikkan menjadi 33 derajat C dan 34 derajat C (91,4 derajat F dan 93,2 derajat F).

Setelah beberapa minggu, para peneliti menguji ikan, mengukur tingkat konsumsi oksigen ketika ikan-ikan itu beristirahat dan ketika berenang. Tim peneliti menemukan bahwa suhu yang lebih hangat tidak hanya membuat ikan lebih sulit untuk berenang , tetapi juga kesulitann untuk beristirahat.

"Ketika berada di perairan yang hangat ikan-ikan itu mengeluarkan lebih banyak energi hanya untuk hidup," papar Rummer.

Karena itu, imbuh Rummer, jika ikan-ikan yang tinggal di dekat khatulistiwa itu tidak beradaptasi dengan pemanasan suhu lautan, mereka akan pindah ke daerah lain yang tidak begitu hangat. Akibatnya, ikan-ikan di daerah tersebut akan menjadi langka dan mempengaruhi populasi manusia ataupun nelayan setempat.

"Ini akan memiliki dampak besar pada masyarakat manusia yang bergantung pada ikan ini," ujar Rummer. (*)

Editor: Roelan