Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demi Membantu Ekonomi Keluarga, Neni Rela Jadi Juru Parkir
Oleh : Gokli Nainggolan
Jum'at | 24-01-2014 | 08:02 WIB
IMG_00000119.jpg Honda-Batam
Neni, usai menarik tarif parkir dari pengendara sepeda motor di Lubukbaja. (Foto: Gokli Nainggolan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Hidup kadang tak semanis impian. Hal itu juga berlaku pada Jenny. Meski masih tergolong belia, berusia 18 tahun, Jenny yang biasa disapa Neni itu harus rela melanjutkan hidup dengan menggeluti profesi yang umumnya digeluti kaum pria: menjadi juru parkir.

Ayahnya tak bisa bekerja karena menderita stroke. Kondisi keuangan keluarga pun setali tiga uang: sekarat. Sementara ibunya hanyalah seorang penjual nasi bungkus keliling ke perusahaan galangan kapal di daerah Batuampar.

Neni yang tinggal di daerah Baloi Kolam itu terdorong untuk ikut bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk kelanjutan pendidikan tiga orang adiknya. Niat untuk melanjutkan sekolah kebidanan terpaksa diurungkan.

Ketiga adiknya, dua laki-laki dan satu orang perempuan. Adiknya yang nomor dua sekarang duduk di bangku SMA, sementara yang nomor tiga dan empat masing-masing duduk di bangku SMP.

Saban hari, dari sore hingga malam, Neni "siaga" di daerah Lubukbaja, untuk menarik tarif parkir, ataupun sekadar merapikan letak sepeda motor yang salah arah.

Menjadi juru parkir bukannya tidak sulit untuk dilakoni. Tapi, ada daya pekerjaan itu harus ditekuninya demi membantu menopang ekonomi keluarganya. 

Ditemui pada Kamis (23/1/2014) sore, Neni yang mengenakan kemeja biru berlogo 'Pemerintah Kota Batam' itu terlihat sibuk mengatur tempat parkir sepeda motor. Beberapa kali dia terlihat menunjukkan tempat parkir untuk mobil maupun sepeda motor.

Tak jarang juga pengendara sepeda motor yang meninggalkan parkiran memberikan selembar uang seribuan, dan pengendara mobil memberikan uang dua ribuan. Dari uang yang dia kumpulkan itu 80 persen disetorkan ke Kas Daerah Kota Batam melalui Dinas Perhubungan (Dishub). Jatahnya sebagai juru parkir hanya 20 persen.

Saat senggang, Neni menyempatkan diri berbincang dengan BATAMTODAY.COM. Dia meyakini, menjadi juru parkir merupakan pekerjaan yang tepat untuk dia saat ini. Sebab, setiap pagi sekitar pukul 05.00 WIB sampai siang pukul 13.30 WIB, bisa dipergunakan membantu ibunya berjualan nasi bungkus.

Setelah itu, sekitar pukul 14.00 - 15.00 WIB, dia sempatkan untuk menjemput saudaranya dari sekolah. Dari pukul 15.30 WIB barulah Neni menjalankan pekerjaannya sebagai juru parkir sampai pukul 22.00 WIB.

Neni mengaku, melakoni pekerjaan ini saat pertama kalinya memang membuat harga dirinya terusik. "Awal sebagai juru parkir saya malu, karena banyak teman yang lihatin. Tapi, tak ada pilihan lain demi membantu ekonomi keluarga supaya adik bisa sekolah dan ayah bisa berobat," katanya lirih.

Selama sepekan menjalani profesi itu pun, perasaan malu masih menghantui pikirannya. Namun setelah berjalan dua bulan, Neni sudah tak canggung lagi. Dia yakin pekerjaan yang digelutinya saat ini tidak melawan hukum dan juga agama.

"Rasa malu itu akhirnya hilang. Kan ini pekerjaan halal. Lagian, saya juga sadar bukan anak dari keluarga mampu. Itu yang membuat saya percaya diri," katanya.

Meski penghasilannya sebagai juru parkir pas-pasan, Neni bersyukur uang yang dia dapat itu benar-benar dapat membantu ekonomi keluarganya. Karena itulah dia masih bertahan sampai sekarang menjadi juru parkir.

Neni juga berharap mendapatkan pekerjaan lain yang lebih layak. Hanya saja, karena kondisinya saat ini yang harus meluangkan waktu banyak untuk keluarga, memilih menjadi juru parkir masih menjadi pilihannya.

"Bukan tak mau pekerjaan lain. Saya juga harus meluangkan waktu bantu pekerjaan ibu dan mengurus adik-adik. Mungkin nanti setelah ayah sembuh, saya pilih pekerjaan lain," ucapnya.

Meskipun menggeluti profesi sebagai juru parkir, Neni masih menyimpan harapan untuk bisa meraih cita-citanya sebagai seorang bidan. Demi menggapai cita-cita itu, dia rela menyisihkan penghasilannya untuk bekal melanjutkan pendidikan kelak.

"Saya pingin jadi bidan biar bisa membantu orang lain. Itu akan saya gapai kelak," ujarnya.

Karena kesibukannya mengatur keluar masuk kendaraan ke lokasi parkir, perbincangan dengan BATAMTODAY.COM terputus.

Di penghujung perbincangan itu, Neni sempat mengatakan meski menjadi juru parkir dia tetap bangga menjadi dirinya sendiri dan juga dengan semua keluarganya. Bahkan, dia juga berkeinginan mewujudkan impian ibunya memiliki rumah berlantai semen.

"Saya akan berjuang membahagiakan ayah dan ibu, juga adik-adik saya. Semoga Yang Maha Kuasa mengabulkannya," katanya penuh harap. (*)

Editor: Roelan