Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Industri Ikan Ancam Ekosistim Laut
Oleh : Redaksi/TN
Senin | 09-05-2011 | 11:38 WIB

Batam, batamtoday - Tingkat konsumsi ikan di dunia sangat luar biasa, terlebih ketika industri perikanan mencoba mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mengeduk isi laut tanpa mempertimbangkan kelangsungan ekosistim.

Di Amerika Serikat saja, kurang lebih 8,4 miliar ikan dibunuh setiap tahun untuk dimakan. Demikian dikatakan Eddie Garza, Koordinator Kampanye Texas Mercy for Animals,

“Pekerja menguliti ikan hidup, mencabik sirip mereka, ekor mereka, sebelum akhirnya mati, sementara mereka masih sadar sepenuhnya, adalah sebuah tindakan yang kejam, dan jika jenis rasa sakit ini diterapkan pada  anjing atau kucing, mereka yang melakukan bisa didenda dan bahkan dihukum,” tegas Garza.

Sementara itu Dr Lee Schrader, seorang dokter hewan mengatakan, ikan memiliki kapasitas untuk mengalami rasa sakit dan penderitaan, seperti semua hewan. Ikan tidak dibuat tidak sadar sebelum dikuliti hidup-hidup, dan hal ini sebuah tindakan yang sangat kejam, katanya.

Dia mengatakan, dalam Jurnal ilmiah Nature, para peneliti menyimpulkan bahwa industri perikanan secara cepat merusak ekosistem kelautan, dengan industri tersebut telah mampu melenyapkan 90 persen dari persediaan ikan laut besar hanya dalam 50 tahun terakhir.

Dalam satu jenis pemancingan komersil disebut pukat dasar, jaring yang sangat besar berukuran lapangan bola diseret sepanjang dasar laut, menyapu tak hanya ikan, tapi banyak bentuk lain dari kehidupan laut yang rapuh.

Eddie Garza menambahkan, "Kita sungguh tahu bahwa ikan punya otak, sistem saraf pusat dan ujung saraf. Hewan-hewan ini punya nociceptor yang adalah reseptor kulit yang secara fisiologis serupa dengan otak depan dan tengah dari mamalia," jelas Garza.

Dan riset baru-baru, tambah Garza, jika melihat  ikan melompat-lompat sebelum diolah, adalah sebuah usaha dan perjuangan ikan untuk melepaskan  diri dari pisau pekerja,” jelas Garza.

Sementara itu, Dr Theresa Burt de Perera, ilmuwan peneliti di Universitas Oxford, Inggris menyatakan, pihaknya menemukan bahwa ikan sangat mampu belajar dan mengingat, dan memiliki rentang keahlian kognitif yang dapat mengejutkan banyak orang.