Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rizal Ramli Nilai Demokrasi Indonesia, Demokrasi Prabayar
Oleh : Surya
Senin | 30-12-2013 | 11:50 WIB
Rizal_Ramli.jpg Honda-Batam

Rizal Ramli

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ekonom senior Dr Rizal Ramli menilai, demokrasi yang kini dikembangkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono merupakan demokrasi prabayar. 

Demokrasi prabayar ini telah melahirkan money politic sebagai gaya hidup untuk mendapatkan kekuasaan sehingga pemimpin yang didapat bukan pemimpin yang bekerja untuk rakyatnya, melainkan pemimpin yang korup memperkaya diri sendiri, keluarga dan kelompoknya.

"Demokrasi prabayar benar-benar merusak Indonesia. Para calon pejabat publik, baik di eksekutif maupun legislatif bisa membeli suara rakyatnya. Padahal uang yang mereka gunakan berasal dari tindakan kriminal juga, seperti korupsi. Tidak heran maka kalau mereka sekarang ditangkapi KPK," kata Rizal Ramli dalam 'Refleksi Akhir Tahun Menuju Perubahan Indonesia 2014 di Jakarta kemarin. 

Menurut calon presiden paling ideal versi The President Centre ini, akibat sistem politik dan demokrasi prabayar, banyak tuntutan dan kepentingan rakyat  yang terabaikan. Hal itu disebabkan rakyat memilih pemimpinnya bukan karena kualitas, tapi demi keuntungan jangka pendek yang didapat saat kampanye.

"Kita harus menghentikan demokrasi prabayar ini segera. Harus kita ubah menjadi demokrasi pasca bayar. Caranya, pilih pemimpin yang hebat dan amanah yang akan bekerja habis-habisan untuk bangsa dan rakyat Indonesia," kata Rizal Ramli yang juga Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Rakyat (ARUP)  ini. 

Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu juga berpendapat Indonesia harus meninggalkan sistem ekonomi  neolib supaya maju dan rakyatnya sejahtera. Para pejabatnya harus punya nasionalisme  yang tinggi, sehingga dalam setiap kebijakannya lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan rakyatnya, ketimbang mengikuti sistem ekonomi liberal yang menyerahkan segala sesuatunya kepada mekanisme pasar.

"Yang kita butuhkan bukanlah sistem liberal, tapi sistem ekonomi yang fair. Sistem liberal seperti memaksa petinju kelas bulu Indonesia Elyas Pical melawan juara kelas berat dunia Mike Tyson. Ini tidak fair! Saya yakin, kalau kita tinggalkan sistem ekonomi liberal dan meninggakan demokrasi prabayar, maka Indonesia akan menjadi negara yan g disegani di Asia. Indonesia yang maju dan rakyatnya sejahtera," kata Ketua Umum Kadin Indonesia ini. 

Rizal Ramli dikenal sering melahirkan kosa kata baru terkait sistem dan kehidupan politik nasional. Sebelumnya dia mememperkenalkan demokrasi prosedural, demokrasi transaksional, dan demokrasi kriminal. 

Kali ini Rizal Ramli menyebut demokrasi prabayar untuk maraknya praktik politik uang yang sudah begitu menggurita. Beberapa waktu lalu, dia juga memperkenalkan istana hitam guna menggambarkan berbagai deal dan persekongkolan antara pusat kekuasaan dan pengusaha yang merugikan rakyat.

Editor: Surya