Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tumpas Kejahatan Cyber, Malaysia Tangkapi Puluhan Pelaku
Oleh : Redaksi
Senin | 16-12-2013 | 09:44 WIB
images_(1).jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia menangkap puluhan warga asing atas dugaan kejahatan cyber dalam razia pada Jumat pekan lalu. Operasi ketiga sepanjang tahun itu digelar untuk membasmi penipuan secara online.

Operasi yang dinamai Tiong itu menekankan upaya pemerintah untuk menumpas kejahatan berbasis internet di Malaysia. Terlebih, menurut keterangan polisi, Malaysia merugi lebih dari 1 miliar ringgit dalam enam bulan pertama 2013 akibat penipuan secara online serta kejahatan cyber lainnya.

Polisi dan pejabat imigrasi menangkap 36 lelaki dan 11 perempuan dalam serangkaian razia di sekitar Kuala Lumpur. Polisi juga menyita 11 laptop dan 10 telepon genggam. Menurut polisi, sebagian besar yang diciduk merupakan warga negara Nigeria.

Separuh dari warga yang ditangkap telah diserahkan kepada petugas imigrasi untuk keperluan investigasi. Polisi tak menerangkan berapa lama mereka akan menahan tersangka berikut nama-namanya.

Sementara selusin tersangka mengaku tak bersalah kala diwawancarai The Wall Street Journal. Mereka menolak ditampilkan namanya. Tak jelas apakah mereka mendapat pendampingan pengacara.

Penumpasan kejahatan cyber kian intensif di Malaysia. Salah satu pertimbangannya adalah penguatan konektivitas online. 

Nyaris dua per tiga populasi Malaysia sebanyak 28 juta orang mengakses internet. Puluhan ribu orang berselancar dalam dunia online untuk membeli bahan kebutuhan sehari-hari serta melakukan transaksi finansial.

Sejumlah besar anak muda Malaysia memiliki telepon genggam, yang digunakan untuk mengakses situs media sosial yang menampilkan informasi personal pengguna. Kondisi ini memperbesar peluang penipuan secara online.

Lepas dari penyuluhan soal ancaman penipuan, Mohd Rodwan Mohd Yusof, Direktur Operasi Intelijen Divisi Kejahatan Komersial kepolisian Malaysia, menyatakan, warga masih saja terjebak dalam penipuan semacam ini.

Laporan Ancaman Keamanan pada 2013 yang disusun perusahaan keamanan Sophosi, menyebutkan, Malaysia merupakan negara terbesar kelima dunia yang rentan terhadap ancaman keamanan cyber. Posisi Malaysia berada di belakang Indonesia, Cina, Thailand dan Filipina. (*)

Sumber: The Wall Street Journal