Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cuaca di Anambas Perlu Diwaspadai
Oleh : Nursali
Senin | 02-12-2013 | 17:01 WIB
gelombang_tinggi.jpg Honda-Batam
Ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Jelang memauki musim angin Utara kondisi cuaca di Kabupaten Kepulauan Anambas perlu diwaspadai karena masa transisi memasuki musim Utara tersebut cuaca cenderung tidak normal. Bahkan hingga lima hari kedepan angin cukup kencang hingga mengakibatkan tinggi gelombang antara 2 meter sampai 6 meter.

"Kita perlu mewaspadai cuaca yang saat ini tergolong ekstrim. Sesuai dengan pantauan di layar BMKG ketinggian gelombang saat ini diperkirakan hinnga 6 meter. Jadi bagi masyarakat yang berlayar menggunakan kapal kecil sebaiknya menunda keberangkatannya," kata kepala Stasiun Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarempa, Anggriono kepada wartawan (2/12/2013) di kantornya.

Menurut Anggriono, sejak tanggal 2 Desember ini kondisi gelombang di wilayah laut Kabupaten Kepulauan Anambas berkisar antara 2 meter hingga 6 meter. Namun gelombang akan berangsur-angsur berkurang hingga tanggal 5 mendatang.

"Kita bisa pantau perkiraan gelombang sampai tanggal 5. Kalau sekarang tingginya 2 meter hingga 6 meter. Namun nanti akan perlahan-lahan berkurang, hingga tanggal 5 menjadi 0.5 meter hingga 5 meter. Arah gelombang dari utara hingga barat daya. Tapi itu juga masih terhitung tinggi," papar Anggriono.

Semenetara angin juga bertiup cukup kencang, berkisar antara 5 knot hingga 28 knot. Angin berhembus dari arah Timur Laut atau Tenggara. Kondisi cuaca diwarnai dengan curah hujan tinggi, angin kencang disertai dengan badai guntur.

"Saat ini cuaca ekstrim angin cukup kencang disertai dengan badai guntur. Masyarakat kita himbau agar waspada karena cuaca kita yang mulai memasuki musim Utara ini tidak menentu. Hal ini kita sampaikan demi keselamatan kita bersama sebelum terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," katanya.

Kondisi cuaca seperti ini, menurut Anggriono berpotensi menimbulkan angin puting beliung yang bisa menerpa sewaktu-waktu karena terjadinya angin tersebut juga tergantung pertumbuhan awan.

“Potensi puting beliung pasti ada, tapi itu tergantung pertumbuhan awan hitam pekat yang kita sebut Cummulonimbus. Jika pertumbuhan awan tersebut pesat, maka kemungkinan besar akan terjadi," ujar Anggriono.

Sementara, Ardiman, salah seorang warga Tarempa yang baru saja menggunakan transportasi laut, KM Binaiya mengaku sangat khawatir dengan kondisi laut yang tidak bersahabat ini. Dia menceritakan, ketika menumpang KM Binaiya, gelombang laut mampu mengguncang kapal Pelni dengan sangat kencang.

“Air laut sampai masuk ke bagian depan Binaiya. Saya tidak bisa bayangkan, kapal sebesar Binaiya saja bisa diombang-ambing gelombang, apalagi yang ukurannya kecil,” ujar Ardiman

Namun penggunaan transportasi laut menurut Ardiman tidak bisa dihindari, karena sebagai wilayah maritim yang 98 persennya wilayahnya adalah lautan, transportasi laut adalah pilihan utama warga Anambas untuk mobilisasi barang dan manusia.

Editor: Dodo