Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mitos dan Fakta Seputar Telur
Oleh : Redaksi
Rabu | 27-11-2013 | 12:50 WIB
telur sempurna.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Telur ayam maupun bebek, seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari menu makanan kita sehari-hari. Namun demikian masih banyak beredar mengenai mitos mengonsumsi telur ini.

Bagaimana sebenarnya? Berikut mitos dan fakta seputar telur yang dirangkum dari Femina, Rabu (27/11/2013).

1. Mitos: Terlalu banyak makan telur bisa menimbulkan bisul atau jerawat.
Fakta: Benar, tapi hal ini tidak terjadi pada semua orang. Ada beberapa orang yang sensitif pada peptida –potongan protein– yang terdapat pada telur, sehingga bisa menimbulkan reaksi alergi, seperti bisul atau jerawat. Sama halnya dengan alergi lain, masalah ini bisa diobati dengan terus-menerus mencoba mengonsumsi telur sehingga tubuh jadi kebal.

2. Mitos: Sebelum disimpan, telur tidak perlu dicuci terlebih dahulu.
Fakta: Telur yang secara fisik terlihat bersih, boleh saja tidak dicuci sebelum disimpan. Pada kulit telur, terdapat lapisan pelindung yang melapisi pori-pori telur. Dikhawatirkan, saat dicuci lapisan itu akan rusak sehingga telur justru jadi lebih mudah dimasuki mikroba, terutama e.coli dan salmonella. Tapi, jika saat dibeli kondisi telur tampak kotor, cuci telur untuk menghilangkan mikroba.

3. Mitos: Telur ayam kampung lebih bagus daripada telur ayam negeri.
Fakta: Sebenarnya, komposisi gizi di dalam semua jenis telur unggas  relatif sama. Tapi, karena ada asumsi ini, sekarang banyak dilakukan pemalsuan terhadap telur ayam kampung. Supaya terlihat sama, telur ayam negeri ukuran kecil di-bleaching agar warnanya mirip seperti telur ayam kampung. Sebaiknya berhati-hati dalam membeli.

4. Mitos: Jangan terlalu banyak makan telur, sebab telur bisa menyebabkan kolesterol darah meningkat.
Fakta: Sumber kolesterol dalam telur terdapat pada bagian kuningnya. Jadi, kalau mau menghindari kolesterol, sebaiknya bagian kuning telur tidak dimakan. Untuk orang dewasa sehat, mengonsumsi 1 butir telur ayam per hari  masih tergolong aman.

5. Mitos: Menyantap telur mentah  sangat baik untuk kesehatan.
Fakta: Pada dasarnya, komposisi nutrisi telur mentah dan telur matang sama saja. Telur mentah mengandung protein ‘mentah’ sehingga sulit dicerna dan membuat enzim di dalam tubuh bekerja lebih berat. Jika binaragawan sering kali menyantap telur mentah, alasannya lebih karena segi kepraktisan. Telur mentah disantap seperti minuman sehingga cenderung tidak mengenyangkan, meskipun disantap dalam jumlah banyak.

6. Mitos: Telur yang sudah retak, sudah tidak boleh digunakan lagi.
Fakta: Retakan pada kulit telur bisa menjadi pintu masuk mikroba. Masih boleh dikonsumsi, tapi sebaiknya tidak dalam keadaan mentah. Telur yang kulitnya sudah retak  harus dimasak pada suhu 70º C untuk membunuh mikroba.

7. Mitos: Konsumsi telur pascaoperasi kanker  mempercepat penyembuhan.
Fakta: Setelah operasi, tubuh membutuhkan asupan protein yang mengandung asam amino esensial lengkap untuk mempercepat penggantian sel yang rusak.  Dalam hal ini, protein albumin putih telur merupakan protein ideal untuk dikonsumsi.  Albumin adalah salah satu protein penting dalam tubuh untuk mengikat air dan menjaga fungsi air dalam tubuh sebagai media reaksi biokimia.

8. Mitos: Mengonsumsi telur gosong, tidak sehat.
Fakta: Memasak telur hingga bagian putihnya menjadi gosong dapat menurunkan nilai gizi proteinnya.  Protein putih telur mengandung asam amino esensial yang lengkap. Saat menjadi gosong, asam amino esensial (terutama sistein, metionin) mengalami kerusakan dan menjadi tidak bermanfaat bagi tubuh.

Editor: Dodo