Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Takut Jadi 'Sasaran Tembak', PDI Perjuangan Belum Tetapkan Capres
Oleh : Roni Ginting
Sabtu | 16-11-2013 | 14:16 WIB
rakerda pdi perjuangan.jpg Honda-Batam
Suasana Rakerda PDI Perjuangan Kepulauan Riau di Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo mengatakan hingga kini partai berlambang banteng moncong putih tersebut belum menetapkan calon presiden karena mencegah jadi 'sasaran tembak' para lawan politik.

Hal itu dijelaskan oleh Tjahjo usai membuka rapat kerja daerah PDI Perjuangan Kepri di Hotel Harris pada Sabtu (16/11/2013). Alasan partainya belum menetapkan calon presiden, Tjahjo menambahkan, karena masih mencermati pergerakan kader-kader partai lain yang sudah melakukan konvensi calon Presiden RI maupun calon Wakil Presiden RI.

PDI Perjuangan juga terus mencermati aspirasi masyarakat, dan dari internal partai juga sepakat untuk mengumumkan calon presiden menunggu momen yang tepat.

"Partai memutuskan penetapan calon presiden nanti akan diutarakan apakah bulan Desember, apakah Januari, apakah menjelang pileg atau setelah pileg," kata Tjahjo.

Anggota DPR RI di Komisi I ini juga menjelaskan bahwa partainya terus mencermati setiap survey baik secara internal maupun dari eksternal dan hasilnya dari lima besar calon Presiden ada nama Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta.

"Itu terus kita cermati, maju mundur nama lain. Sebagai orang politik kita perlu kesabaran revolusioner untuk hati-hati," ujarnya.

Apabila partainya tergesa-gesa mengumumkan calon Presiden, lanjutnya, dinilai akan merugikan partai PDI Perjuangan karena diyakini akan ada upaya-upaya untuk menjatuhkan dari pihak lain.

"Kalau tergesa-gesa kita umumkan yang senang mungkin media. Tapi sebagai partai kami rugi, akan jadi sasaran tembak," ungkap Kumolo.

Hal itu, tidak bisa dipungkiri. Kumolo mencontohkan, saat lembaga survey mengumumkan Jokowi mendapatkan persentase calon Presiden tertinggi, sudah ada upaya menjatuhkan.

"Baru hasil survey saja sudah diserang. Gak tanggung-tanggung yang nyerang presiden lagi, saat ditanya tentang macet di Jakarta, Presiden langsung mengalihkan ke Gubernur. Apalagi kalau sudah diputuskan sebagai capres," tuturnya.

Editor: Dodo