Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demokrat Dukung Amandemen Setelah Pilpres 2014
Oleh : Surya
Sabtu | 16-11-2013 | 10:06 WIB
Leimena-Suharli1.jpg Honda-Batam
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) Melani Leimena Suharli. (foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Solo - Menanggapi tekanan masyarakat yang mendesak agar dilakukan evaluasi terhadapan tatanan dan tatakelola negara yang carut-marut, tumpang-tindih, konflik sosial, dan kehilangan wibawa saat ini, Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) Melani Leimena Suharli mendukung dilakukannya evaluasi UU Otonomo Daerah (Otda), maupun kemungkinan amandemen UUD 1945, tapi mesti dilakukan setelah pemilu 2014.

"Banyak yang mesti dibenahi, tapi sebaiknya setelah pemilu 2014. Sebab, kalau sekarang selain waktunya mepet di tahun politik ini, juga pasti akan terjadi tarik-menarik dengan kepentingan politik masing-masing," kata Melani dalam acara ‘Press Gathering MPR RI dengan wartawan parlemen’ di Solo, Jawa Tengah, Jumat (15/11/2013).

Dalam rangkaian evaluasi itu sendiri termasuk meninjau kembali UU Otda, karena setelah dirinya bertanya kepada penggagas Otda, Ryaas Rasyid, ternyata yang bersangkutan juga menyatakan menyesal. "Saya pernah tanya Pak Ryaas Rasyid soal Pilkada sekarang ini, malah bilang menyesal," tutur Melani.

Melani juga merasa prihatin dengan kepala daerah yang ternyata tidak patuh kepada gubernur untuk membenahi daerahnya sendiri. Itu  terjadi pada mantan Gubernur Maluku, karena bupati di daerah itu merasa dipilih langsung oleh rakyat, dan bukannya ditentukan oleh gubernur. "Kalau diundang rapat tidak datang, tapi kalau diundang makan hadir," katanya heran.

Dengan begitu, bukan berarti politik itu kotor, karena semua tergantung pada pelaku, individu, dan orang-orangnya. Untuk itu dia menginginkan terjadinya budaya Jepang di Indonesia. Mengapa?

"Anak-anak dan pejabat di sana itu sudah dididik disiplin, punya karakter dan integritas yang baik untuk negaranya, meski mereka itu hanya percaya pada dewa matahari," ujar Melani lagi.

Khusus untuk kondisi politik di Indonesia, Melani berharap seperti di Amerika Serikat. Selain pemerintahan berjalan normal selama lima tahunan, presiden dan mantan preisden serta pejabat tinggi negara di AS itu terjadi saling sinergi, tetap berkomunikasi dan silaturrahmi untuk memikirkan negaranya. "Itu bagus untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa," pungkasnya.

Editor: Surya Irawan