Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ternyata Sempat Ada Sweeping Buruh di PT Citra Lautan Teduh
Oleh : Ali
Jum'at | 01-11-2013 | 12:18 WIB
monas2_macet.jpg Honda-Batam
Iring-iringan buruh di kawasan Nongsa menuju Batam Center.

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebelum mengarah ke Kantor Wali Kota Batam, ternyata ribuan buruh sempat menggelar aksi sweeping. Salah satu perusahaan yang disantroni massa Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan serikat lainnya adalah  PT Citra Lautan Teduh,  Nongsa, Jumat (1/11/2013) sekitar pukul 09.00 WIB.

Ratusan buruh berusaha masuk ke dalam lokasi perusahaan yang tengah memperoduksi tiang pancang bangunan. Para buruh berhasil memaksa keluar seluruh karyawan PT Citra Lautan Teduh. Mereka meminta agar proses produksi dihentikan dan seluruh pekerja mengikuti aksi mogok kerja.

"Kami dipaksa keluar tadi sama mereka. Kami lari- lari, tapi tetap dikerjar mereka. Mereka suruh kami ikut aksi mogok kerja dan iring- iringan mereka. Katanya mau ngumpul di depan kantor wali kota," kata Bara, karyawan PT Citra Lautan Teduh.

Karena dipaksa keluar, alhasil pihak manajemen PT Citra Lautan Teduh meliburkan seluruh karyawannya. Beberapa orang karyawan mengikuti iring- iringan para pekerja namun beberapa orang lainnya memilih untuk pulang.



Rahmat, salah satu korlap buruh kepada BATAMTODAY.COM, mengatakan sweeping yang dilakukan ke perusahaan yang tetap beraktivitas bertujuan mengajak buruh-buruh tersebut ikut serta memperjuangkan haknya.

"Perjuangan ini tidak hanya untuk buruh yang bergabung di serikat, melainkan untuk seluruh buruh, baik galangan, industri maupun perkantoran, termasuk media," katanya dengan tersenyum, Jumat (1/11/13).

Rahmat menjambahkan, kebutuhan pokok yang terus mengalami kenaikan menjadikan kehidupan buruh tertekan. Sehingga tidak ada kata lain selain meminta Pemerih Kota Batam menyetujui usal buruh sebesar 50 persen, atau dari UMK Rp2.040.000 menjadi Rp3.411.000 juta.

‎"Kecuali Pemerintah Kota Batam sanggup bekerja dengan tetap mengawasi harga barang dengan batas minum yang ditetapkan. Karena kita demo meminta kenaikan upah karena pemerintah Kota Batam tidak sanggup mengontrol harga kebutuhan, mungkin tiap tahun kita tidak demo UMK," katanya mengakhiri.

Editor: Dodo