Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jumlah Buruh Migran yang Diasuransikan Masih Rendah di Cina
Oleh : Redaksi
Senin | 07-10-2013 | 16:51 WIB

BATAMTODAY.COM, Beijing - Perhatian pengusaha di Cina terhadap kesehatan buruh, ternyata masih minim. Sebuah studi terbaru memaparkan, kurang dari 24 persen buruh migran di delapan daerah perkotaan mendapatkan asuransi kesehatan masyarakat.

Peneliti yang menyusun laporan (dirilis pada 25 September pada Simposium Integrasi Sosial Populasi Migran Sino-Jerman) menggunakan serangkaian indeks yang dikembangkan oleh para ahli Cina dan Jerman untuk mengukur bagaimana populasi migran di Cina berintegrasi dengan kota di mana mereka tinggal dan bekerja.

Dilansir dari China Daily, tim ini mensurvei 16.000 orang berusia antara 15 - 59 tahun yang tinggal di delapan kota, termasuk Shanghai dan Suzhou. Para peneliti menemukan bahwa hanya 23,6 persen buruh migran memiliki asuransi kesehatan masyarakat.

Laporan itu juga memaparkan, hanya 22,7 persen yang memiliki asuransi pensiun dan 24,8 persen memiliki asuransi kecelakaan kerja.

"Kota-kota di Cina Timur, terutama yang berada di delta Sungai Yangtze, memiliki buruh migran yang diasuransikan paling besar. Sementara, persentase kota-kota di Cina Tengah lebih kecil, dan persentase di bagian barat yang terkecil," kata Yang Juhua, pemimpin tim dan profesor pada studi pembangunan kependudukan pusat Renmin University of China.

Meskipun sebagian besar buruh migran dari daerah pedesaan memiliki asuransi kesehatan yang disediakan oleh kampung halaman mereka, mereka biasanya menerima penggantian yang lebih rendah jika mereka mencari pelayanan kesehatan di provinsi lain.

Buruh migran perlu diasuransikan lagi di provinsi di mana mereka bekerja. Namun buruhan yang tidak tetap menyebabkan asuransi rendah, menurut penelitian lain yang dirilis awal tahun ini, Laporan tentang Perkembangan Kependudukan Migran China tahun 2013.

Lin Wanming, Wakil Wali Kota Quanzhou, mengatakan, lebih dari 2 juta migran yang berada di kota itu, sebanyak 30 persen ditanggung oleh asuransi kesehatan masyarakat, lebih tinggi daripada rata-rata di Cina.

"Ini merupakan sebuah hasil dari pembangunan ekonomi dan upaya pemerintah. Selain itu, sebagian besar migran yang diasuransikan telah menetap di kota dan telah tinggal di sini selama lebih dari 10 tahun sehingga mereka bersedia untuk membayar asuransi," katanya.

Banyak buruh migran tidak menandatangani kontrak resmi dengan majikan mereka, dan UU Asuransi Sosial belum ditetapkan. Karena itu, sulit rasanya majikan akan dihukum karena tidak membayar asuransi karyawannya sehingga mudah bagi perusahaan untuk tak mengindahkannya. (*)

Editor: Dodo