Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jumlah Pekerja Anak Sedunia Menurun
Oleh : Redaksi
Selasa | 24-09-2013 | 15:40 WIB
penjual-koran4.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Genewa - Jumlah pekerja anak di dunia mulai berkurang. Berdasarkan laporan PBB yang menangani perburuhan (ILO) jumlah pekerja anak turun sepertiga dibanding tahun 2000, dari 246 juta menjadi 168 juta orang.


Penurunan itu terutama terjadi di kalangan usia lebih muda, dan berlangsung lebih cepat dalam empat tahun terakhir. Temuan survei PBB itu diperkuat hasil wawancara dengan aktivis serta pejabat di beberapa negara berkembang.

Dalam laporannya, PBB juga menemukan jumlah buruh anak yang melakukan pekerjaan berbahaya berkurang separuhnya dalam 12 tahun terakhir. Pekerjaan semacam itu termasuk ragam aktivitas yang menggunakan zat beracun atau mesin berbahaya.

Dalam laporan yang bakal diterbitkan menjelang Konferensi Global tentang Pekerja Anak di Brasilia bulan depan, ILO memperkirakan bahwa sebagian besar kemajuan terjadi antara tahun 2008 dan 2012 , ketika jumlah global yang turun dari 215 juta menjadi 168 juta.

Lebih dari setengah dari 168 juta pekerja anak di seluruh dunia terlibat dalam pekerjaan berbahaya. Ini adalah pekerjaan yang secara langsung membahayakan kesehatan, keselamatan dan perkembangan moral mereka. Saat ini jumlah anak dalam pekerjaan berbahaya sebanyak 85 juta orang, turun dari 171 juta orang pada 2000 .

Jumlah pekerja anak tertinggi memang berada di negara-negara miskin, tetapi negara-negara berpenghasilan menengah justru memiliki jumlah terbesar pekerja anak. Pekerja anak di kalangan perempuan turun sebesar 40 persen sejak 2000, dibandingkan dengan 25 persen pada pekerja anak laki-laki.

"Kita sedang bergerak ke arah yang benar namun kemajuan masih terlalu lambat. Jika kita serius mengakhiri momok pekerja anak di masa mendatang, maka kita perlu peningkatan substansial dari upaya di semua tingkatan. Ada 168 juta alasan yang baik untuk melakukannya," kata Direktur Jenderal ILO, Guy Ryder, melalui siaran pers, Senin.

Pekerja anak terbesar ditemukan pada sektor pertanian yakni 98 juta anak  atau 59 persen, tidak mendapatkan pelayanan 54 juta orang, dan sektor industri 12 juta orang. (*)

Editor: Dodo