Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Ancaman Bahaya di Ruangan Berkarpet
Oleh : Redaksi
Rabu | 11-09-2013 | 17:15 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Berada di dalam ruangan ternyata memiliki risiko lebih tinggi terkena polutan dibanding di luar ruangan. Sebuah studi yang dilakukan Environmental Protection Agency AS (EPA), telah menunjukkan bahwa tingkat polutan dalam udara dalam ruangan dua kali lebih tinggi daripada di luar ruangan.


EPA, seperti dilansir Natural News, hari ini, hampir 90 persen orang menghabiskan waktu mereka di dalam ruangan, dan ini merupakan masalah kesehatan yang signifikan. 

"Produk yang kita gunakan untuk membersihkan rumah dan pakaian, serta barang-barang yang kita gunakan untuk memasak dan menyimpan makanan seringkali merupakan sumber dari bahaya kesehatan," kata EPA dalam penelitiannya.

Bakteri dalam Vacuum Cleaner
Malah, dalam penelitian terbaru yang dilaporkan dalam jurnal Environmental Science & Technology, peneliti Australia melihat 21 pembersih vakum (vacuum cleaner) dibuat oleh 11 produsen. Mereka menemukan bahwa semua produk itu melepaskan beberapa bakteri dan partikel debu halus. 

Meskipun enam dari produk tersebut memiliki filter HEPA (efisiensi tinggi partikulat udara), namun tak selalu menjamin bahwa alat itu tidak akan mengeluarkan polusi. Secara keseluruhan, alat baru dan lebih mahal lebih baik dibandingkan model lama atau lebih murah dalam hal dampaknya terhadap kualitas udara dalam ruangan .

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa bakteri dapat bertahan hidup di dalam kantong vacuum cleaner sampai dua bulan. Yang membahayakan, beberapa bakteri tersebut, seperti salmonella, mungkin menular. 

Bahkan, partikel debu yang diaduk oleh vacuum cleaner dapat memperburuk alergi dan asma. Debu rumah tangga mungkin terlihat tidak berbahaya, tapi mengandung timbal dan logam berat lainnya.

Pembersih Karpet Beracun
Membersihkan karpet dengan produk pembersih karpet sebenarnya memiliki potensi lebih bahaya daripada debu. Sampo karpet komersial sering mengandung zat yang sangat beracun, seperti perkloroetilena dan amonium hidroksida. 

Yang pertama adalah yang bersifat karsinogen yang dapat merusak hati, ginjal, dan sistem saraf. Sedangkan yang kedua adalah korosif yang dapat mengiritasi mata, kulit , dan bagian pernapasan.

Karpet Beracun
Karpetnya sendiri pun dapat menjadi sumber bahaya bagi kesehatan. Tingkat keparahannya tergantung usia karpet tersebut. 

Kebanyakan karpet baru mengandung senyawa organik volatil (VOC), termasuk benzena, toluena, formaldehida, stirena, etil benzena, dan aseton, yang sebagian besarnya masuk dalam daftar substansi yang berbahaya (extremely hazardous substances) EPA.

Karpet baru juga cenderung menyimpan substansi berbahaya yang dikenal sebagai karsinogen, seperti p-Dichlorobenzene, yang telah diketahui menyebabkan kerusakan saraf, halusinasi, dan penyakit pernafasan. 

Kebanyakan karpet baru dibuat dengan pewarna buatan, bahan kedap noda dan tanah, perekat, mothproofing dan flame retardants (pembakaran untuk mempercepat proses pembuatan), yang semuanya menggunakan bahan kimia sintetis beracun.

Sementara, karpet tua rawan menimbulkan bahaya kesehatan bahkan lebih daripada yang baru. Karpet tua ini ditengarai berisi bahan kimia yang telah dilarang produksinya. 

Bukan hanya itu, karpet tua juga bisa menjadi "kolektor" berbagai kotoran, tungau debu, dan sebelumnya digunakan produk pembersih kimia, pestisida, cat asap dan pelarut. Karpet dapat menahan delapan kali beratnya dengan debu dan kotoran .

Inilah yang Bisa Dilakukan
Ketika membeli penutup lantai (karpet), karpet dengan label hijau, ditambah sertifikasi bahwa karpet tersebut telah lulus tes laboratorium independen untuk emisi dari 13 bahan kimia terkenal. 

Cobalah untuk memilih karpet yang terbuat dari serat alami. Pilihan yang umum tersedia termasuk wol, sisal, dan rami. Rami memiliki keuntungan menjadi tahan terhadap jamur sehingga karpet rami dapat digunakan di kamar mandi atau di daerah lain yang lembab. 

Penutup lantai alami lainnya termasuk karpet yang terbuat dari batang dan daun jagung, rumput laut, rami dan sabut (serat sabut kelapa) .

Setelah itu, gunakan produk non-toksik agar karpet tetap bersih. Anda dapat membeli produk pembersih dari sebuah perusahaan ramah lingkungan atau membuat sendiri pembersih ramah lingkungan. 

Cobalah isi botol semprot dengan campuran 50/50 cuka putih dan air untuk membersihkan karpet. Cuka putih menghilangkan sebagian bau dan juga efektif melawan berbagai jenis noda karpet.

Para ahli merekomendasikan vacuum cleaner yang bersegel kualitas tinggi HEPA. Jangan lupa, bersihkan kantong vakum sesering mungkin. 

Uap juga bisa membersihkan karpet dan membunuh tungau debu dan bakteri. (*)

Editor: Dodo