Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

70 Persen Jamaah Haji Indonesia Berisiko Tinggi
Oleh : Redaksi
Senin | 09-09-2013 | 15:36 WIB
haji.jpg Honda-Batam
Ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Jeddah - Sebanyak 70 persen jamaah haji Indonesia dikategorikan dalam kelompok berisiko tinggi. Kelompok ini rentan terserang berbagai penyakit saat di Tanah Suci karena merupakan jamaah yang memang tidak berada dalam kondisi fit 100 persen.

"Ada sekitar 70 persen jamaah yang dikategorikan kelompok resiko tinggi. Kelompok ini memang orang-orang yang tidak dalam kondisi fit 100 persen,” terang Firdiansyah, Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Arab Saudi, Minggu malam waktu Saudi.

Menurut Firdiansyah, kondisi kelompok risiko tinggi itu rentan terpapar atau terkena suatu persoalan penyakit, dan itu sering disebabkan adanya persoalan kesehatan yang diderita jamaah sejak di Tanah Air.

Kelompok risiko tinggi ini terbagai dua kategori. Pertama, jamaah haji yang lanjut usia yang mencapai 20 - 30 persen.

Usia yang semakin lanjut akan diikuti dengan terjadinya perubahan-perubahan fisiologis manusia. Usia tua menjadi lebih lemah, tidak sekuat pada masa mudanya walaupun mereka tidak berpenyakit. 

"Penurunan fisiologis ini tentu menyebabkan para jamaah usia lanjut tergolong berisiko tinggi untuk terkena paparan penyakit saat menjalani manasik haji dibanding orang yang belum usia lanjut," jelas Firdiansyah.

Kelompok kedua adalah jamaah yang sejak di Tanah Air memang sudah menderita penyakit, yang mencapai kisaran 40 - 50 persen. Namun biasanya, kata Firdiansyah, penyakit ini justru menjadi semangat bagi jamaah, karena meninggal di Tanah Haram juga tidak masalah.

Dia berharap, jamaah haji menyampaikan penyakit yang dideritanya dengan jujur pada setiap tahapan pemeriksaan yang dilakukan.

Menurut dia, sejak di Tanah Air, Kementerian Kesehatan sudah melakukan tiga tahapan pemeriksaan, yaitu pemeriksaan di Puskesmas, rumah sakit, dan di embarkasi. 

Namun, kondisi di lapangan sering menemukan para jamaah justru sering tidak menyampaikan kondisi yang sebenarnya. Para jamaah yang mempunyai sakit jantung, kencing manis, atau yang lainnya tidak mau menyampaikan hal itu kepada pemeriksa. 

"Mungkin mereka khawatir akan terhambat untuk berangkat ke Saudi. Ini yang mestinya dihilangkan. Karena  tim kesehatan justru akan membantu dalam membina dan menjaga kesehatan," imbuhnya.

Menurutnya, jika jamaah sudah diketahui menderita suatu penyakit, justru akan mempermudah tim kesehatan untuk melakukan pengobatan sejak dari Tanah Air. Dengan pengobatan itu, lanjutnya, diharapkan para jamaah akan tetap fit walaupun menderita penyakit. (*)

Editor: Dodo