Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Dinilai Tak Serius Urusi Kesehatan
Oleh : Redaksi
Rabu | 04-09-2013 | 15:48 WIB
poempida.jpg Honda-Batam
Poempida Hidayatulloh, anggota Komisi IX DPR RI. (Foto: jaringnews)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang direncakan pemerintah akan dilaksanakan tahun 2014, mulai diragukan. Pemerintah dinilai tak serius melaksanakan program tersebut karena minimnya anggaran kesehatan pada 2014.


"Pemerintah harus mempertimbangkan kembali yang namanya besaran PBI (Penerima Bantuan Iuran). Kami menilai dengan besaran Rp19.225 itu masih belum cukup. Jadi, penganggaran untuk PBI kami minta ditinjau kembali. Kalau dipaksakan, terus terang kami ragu," kata Poempida Hidayatulloh, anggota Komisi IX DPR RI, saat rapat kerja dengan Menteri Kesehatan (Menkes), Nafsiah Mboi, Selasa kemarin. 

Program BPJS bersifat asuransi sosial. Bagi fakir miskin, pemerintah memberikan bantuan iuran untuk ikut serta dalam BPJS melalui program Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebesar Rp19.225 per orang per bulan.

Poempida menilai Menkes tidak sepenuhnya serius memperjuangankan anggaran kesehatan untuk masyarakat ini sementara Menkes sendiri mengaku sudah berjuang setengah mati meloloskan anggaran program kesehatan masyarakat tersebut. Namun, Poempida tetap menilai Menkes tidak serius. 

"Saya bingung sekali, sebenarnya pemerintah serius tidak, sih, menangani masyarakat dalam konteks kesehatan. Seperti saya katakan, kesehatan itu sesuatu yang absolut, enggak bisa ditawar-tawar. Tapi, di lain pihak pemerintah bisa membeli senjata, tank, dan pesawat. Mestinya, Ibu sebagai Menkes di kabinet, fight saja memperjuangkan anggaran. Ini, kan, untuk masyarakat," tukasnya.

Anggaran kesehatan yang tidak optimal tersebut, menurut Poempida akan semakin menurunkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat. Pengurangan anggaran kesehatan ternyata hingga mencapai 40 persen.

"Kemarin saja kita banyak sekali mendapat persoalan. Apalagi dengan dikuranginya sampai 40 persen ini. Waduh, saya jadi bingung mau bahasnya dari mana," ujarnya. (*)

Editor: Dodo