Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

SLBN Bintan Terkendala Air Bersih, Komisi III akan Usulkan ke Dinas Pendidikan
Oleh : Harjo
Kamis | 29-08-2013 | 15:03 WIB
potret anak SLBN Bintan.jpg Honda-Batam
Siswa SLB Negeri Bintan sedang membawa galon air mineral.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Komisi III DPRD Kabupaten Bintan belum tahu mengenai tidak adanya fasilitas air bersih dan listrik di SLB Negeri Bintan. Bahkan, Komisi III juga belum mengetahui apakah fasilitas yang dibutuhkan sekolah tersebut sudah diagendakan untuk dibahas di dewan.

"Belum tahu apakah sudah masuk dari Rapat Kerja Anggaran (RKA) di DPRD Bintan. Tetapi  kalau tidak, Komisi III akan mengusulkan langsung ke dinas terkait," kata Mutaqien Yasien, Ketua Komisi III DPRD Bintan, kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (29/8/2013).

"Kita akan berupaya,  minimal harus ada sumur terlebih dahulu agar ada sumber air bersih sebelum ada sumber air yang benar-benar maksimal," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, SLB Negeri Bintan yang kini menempati gedung baru masih terkendala ketiadaan listrik dan sumber air bersih. Orang tua secara sukarela membawa air dari rumah baik mengunakan derigen ataupun botol air mineral.

"Karena itulah jalan satu-satunya agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan normal,"  ujar Supeni Nugrahawati, Kepala SLB Negeri Bintan.

Dia menuturkan, siswa-siswi yang bersekolah di sini adalah anak-anak berkebutuhan khusus. Bahkan untuk buang air besar atau air kecil sekalipun ada yang harus dibimbing. "Lha bagaimana kalau airnya tak ada?" tukas Supeni.

Dia juga berharap, agar pihak pemerintah daerah bisa memberikan bantuan untuk kebutuhan air bersih dan listrik di sekolah itu. Apalagi saat ini jumlah murid sudah mencapai 30 orang, belum di tambah dengan yang sudah mendaftar sehingga diperkirakan akan mencapai 50 murid.

"Ke depan, SLBN akan dihadapkan dengan murid yang semakin banyak. Sementara fasiltas masih sangat terbatas termasuk masih kurangnya tenaga pengajar yang saat ini baru ada dua guru SLB yang statusnya PNS dan honor tiga orang. Padahal, standarnya tenaga pengajar di SLB itu minimal tujuh orang," terangnya. (*)

Editor: Dodo