Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Distanhut Perketat Masuknya Daging Ayam ke Anambas
Oleh : Emmi Wati
Selasa | 20-08-2013 | 11:45 WIB
daging_ayam.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), memperketat kontrol distribusi daging ayam yang masuk melalui jalur laut. Kontrol tersebut dilaksanakan secara intensif untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat yang mengonsumsi daging ayam di Anambas.

"Seharusnya tugas pengawasan memang dilakukan badan karantina, cuma karena di Anambas lembaga tersebut belum ada, jadi kita dari Bidang Peternakan yang ambil alih tugas tersebut. Supaya ada jaminan bagi konsumen daging ayam bahwa daging yang mereka makan itu benar-benar masih layak konsumsi," ujar Plt. Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Vetriner, Novizal, Selasa (20/8/2013).

Pengawasan yang dimaksud oleh Novizal dilakukan mulai dari turunnya ayam dari dalam kapal, pendistribusian kepada agen hingga kepada penyimpanan.

Dulu kata Novizal, sebelum ada pengawasan, kebanyakan ayam yang masuk ke Anambas dikemas dengan menggunakan karung plastik dengan alasan higienis. Tapi pihaknya meminta agar kemasan plastik tersebut diganti dengan box sterofoam.

"Kalau pakai karung plastik kurang bersih. Kita bisa lihat kadang ayam masuk ke sini, plastik terbuka akhirnya ayam berserakan. Jadi saya suruh ganti, minimal pakai box sterofoam. Sekarang mereka sudah ganti," katanya.

Setiap periode tertentu Novizal juga memeriksa frezzer (pendingin) yang digunakan oleh agen untuk menyimpan ayam. Pemeriksaan dilakukan secara berkala untuk mengecek, apakah freezer yang digunakan baik atau tidak. Katanya, sampai hari ini seluruh agen masih memiliki freezer dengan kualitas baik untuk menyimpan ayam

"Kita punya dua agen sekarang. Keduanya kita selalu periksa apakah frezer penyimpannya masih baik atau tidak. Hasil pemeriksaan, semua freezer yang mereka gunakan masih dalam kondisi yang baik. Kalau nanti kita temukan ada freezer yang rusak tapi masih dipakai, kita akan suruh mereka ganti atau perbaiki. Itu penting untuk menjaga kualitas daging ayam," terangnya.

Untuk berdagang ayam potong juga dilakukan kontrol. Tidak sembarangan orang bisa berjualan ayam potong. Jika ada yang menjual ayam potong, harus ada minimal 3 orang saksi pemotong yang menjamin bahwa ayam yang mereka jual dipotong sesuai dengan prosedur.

Selain itu Novizal juga akan memeriksa dengan kasat mata, bagian-bagian tertentu yang mengindikasi ayam sudah busuk, seperti hati dan jantung. "Kalau ditemukan lebam di kedua bagian tersebut, pasti busuk. Jadi kita larang dijual," jelasnya.

Novizal juga menambahkan pihaknya selalu mengambil 2 sample dari 4 orang pedagang untuk kemudian dikirimkan ke Tanjungpinang untuk uji di laboratorium. Uji tersebut akan menjadi catatan Bidang Peternakan dalam pengawasan distribusi daging.

Tapi sampai sekarang hasil lab selalu keluar dengan hasil yang memuaskan, karena tidak ditemui adanya formalin atau zat lain di daging ayam. Selain itu ayam yang selama ini diambil sampelnya juga dinyatakan layak untuk dikonsumsi.

Editor: Dodo