Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Investasi di Anambas Terkendala Status Lahan
Oleh : Emmi Wati
Jum'at | 16-08-2013 | 16:31 WIB
Kepala_KPM_KKA,_Agus_Supratman.jpg Honda-Batam
Kepala Kantor Penanaman Modal KKA, Agus Supratman.

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Investasi di Kabupaten Kepulauan Anambas, terutama untuk pembangunan resort, hotel dan sejenisnya masih terkendala masalah status lahan yang masih belum jelas. Padahal, banyak investor di bidang tersebut yang ingin menanamkan modal di sejumlah titik wisata di wilayah tersebut.

"Banyak sekali yang berminat. Anambas ini sudah sangat terkenal sampai ke luar, otomatis sangat potensial sekali untuk berinvestasi. Kita sebut saja untuk Pantai Padang Melang di Jemaja Timur dan Pantai Pasir Panjang di Jemaja. Sudah ada Investor yang mau mengembangkan resort di sana, hanya terkendala masalah lahan saja," papar Kepala Kantor Penanaman Modal KKA, Agus Supratman kepada sejumlah wartawan, Jumat (16/8/2013).

Menurut Agus, memang status hukum dari sebuah lahan yang sampai hari ini tak jelas di Anambas menjadi kendala yang cukup mengganggu. Banyak investor yang bertanya soal status lahan kepada dirinya saat ditawari untuk berinvestasi.

"Mereka pasti bertanya, gimana tananhya? Punya pemerintah atau masyarakat? Status tanahnya bagaimana? Sudah ada proses alih fungsi lahan ke kawasan komersil atau belum? Pertanyaan itu yang sering keluar dari investor kepada KPM," kesah Agus.

Perlu diakui, dengan tidak jelasnya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepulauan Anambas hingga kali ini, status lahan di KKA juga ikut tak jelas. Belum diketahui titik mana saja yang bisa dikembangkan Investor menjadi kawasan komersil.

Saat ditanya, apakah mungkin masalah minimnya sarana dan pra sarana juga menjadi alasan Anambas Sepi pengembang resort dan hotel, dengan tegas Agus membantah anggapan tersebut.

Menurutnya investor murni tidak akan memikirkan soal transportasi, fasilitas umum dan sebagainya. Karena ketika sebuah daerah dinilai potensial, maka investor tersebut tidak akan mempedulikan hal-hal tersebut. Malah investor akan membangun sarana pendukung untuk mendukung pengembangannya.

"Kita bisa lihat Lagoi lah. Dulu kan di sana tidak ada apa-apa. Tapi karena potensi daerah wisatanya bagus, akhirnya ada investor yang tertarik. Lihat sekarang, malah investor tersebut yang membangun dermaga dan fasilitas umum lainnya. Bukan malah tergantung kepada pemerintah daerah," jelas Agus.

Sesuai arahan Bupati Kepulauan Anambas, Tengku Mukhtaruddin, para investor yang berniat mengembangkan usaha di Anambas diharapkan untuk melakukan observasi sebelum mengajukan permohonan. Pasalnya dengan itu maka pengusaha bisa menentukan untung rugi berinvestasi di Anambas dengan kondisi yang masih serba minim.

"Sebelum mengajukan permohonan, investor wajib mengobservasi terlebih dahulu. Jalan-jalan dulu ke sini, memungkinkan atau tidak mereka mau investasi di sini. Nanti habis itu baru mereka bisa hitung-hitung untuk tahu untung ruginya," jelas Agus Supratman.

Editor: Dodo