Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekonom Meramal, Negara Maju Bakal Kembali Pimpin Ekonomi Dunia
Oleh : Redaksi
Senin | 12-08-2013 | 17:59 WIB

BATAM, batamtoday - Momentum ekonomi dunia kini berbalik ke negara maju setelah pada masa krisis keuangan negara-negara berkembang menjadi pemimpin pertumbuhan.

Untuk kali pertama sejak pertengahan 2007, sejumlah negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat dan Eropa bersama-sama menyumbang sebesar $74 triliun bagi perekonomian dunia, melampaui kontribusi dari negara-negara berkembang seperti Cina, India dan Brazil.

Informasi itu disampaikan oleh Bridgewater Associates LP, seperti yang dilansir laman The Wall Street Journal, Senin (12/8/2013). Situasi tersebut dapat kembali membentuk arus modal dan merobohkan ramalan mengenai harapan korporasi yang besar pada pasar negara berkembang.

Jepang adalah salah satu kekuatan yang mendorong adanya perubahan. Setelah mengalami pelemahan selama beberapa tahun terakhir, tingkat perekonomian negara tersebut akhirnya naik sebesar 2,6 perswen per tahun pada kuartal kedua. 

Laporan pemerintah pada Senin menunjukkan persentase tersebut lebih kecil daripada catatan pada triwulan pertama yang mencapai 3,8 persen. Namun, setelah bertahun-tahun mengalami kemandekan ekonomi, hasil itu cukup berarti.

Pulihnya perekonomian AS telah menghasilkan pertumbuhan yang stabil, meski di tingkat moderat. Perekonomian Eropa ditaksir mengalami kenaikan tipis pada kuartal lalu pascaresesi panjang, demikian prediksi laporan pekan ini.

Pada saat bersamaan, jagoan negara berkembang seperti Brazil, Rusia, India dan Cina mengalami penurunan kinerja ekonomi. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan bahwa perekonomian dunia menanjak sebesar 3,3 persen tahun ini dibandingkan dengan persentase pada 2012, yakni 3,2 persen dan 2011, yakni 4 persen. Pergeseran itu dapat menciptakan tantangan baru bagi perusahaan dengan operasi berskala global.

Pertumbuhan ekonomi dunia mulai mencari kembali titik keseimbangannya, walaupun situasi itu masih bisa berbalik jika negara-negara berkembang bisa memulihkan diri lagi.

Banyak negara berkembang yang masih membukukan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia walaupun tidak sepesat sebelumnya. Target pertumbuhan resmi Cina yang dipatok Beijing sebesar 7,5 persen akan menjadikan tahun ini sebagai masa pertumbuhan terlamban sejak 1990, meski masih melewati percepatan pertumbuhan AS sebesar kira-kira 2 persen. 

Para ekonom memprediksi Cina akan tumbuh lebih lambat dari target pemerintah. Para ekonom mengharapkan banyak negara berkembang dari Asia Tenggara hingga Amerika Selatan dengan skala ekonomi lebih kecil, dapat mencapai tingkat pertumbuhan cukup kuat meskipun lebih lemah dari tahun-tahun sebelumnya.

Satu hal yang menandai negara-negara berkembang tidak langsung bisa menikmati pertumbuhan di pasar-pasar lebih matang adalah indeks manajer pembelian di pasar negara berkembang meraih titik terendah sejak awal 2009, demikian survei dari firma konsultasi ekonomi, Capital Economics. Ukuran yang ditujukan untuk AS, Eropa dan Jepang mengalami kenaikan.

Pemulihan tentatif yang dicatatkan oleh Eropa belum terealisasikan dalam tingkat perdagangan yang dapat turut membantu negara berkembang. Kebangkitan Jepang belum bisa dinikmati negara-negara tetangganya. Pemulihan Jepang dibarengi dengan penurunan tajam nilai yen, pemicu impor lebih mahal. Artinya, Jepang lebih condong membeli produk dalam negeri.

Penilaian yang dibuat oleh Bridgewater menunjukkan bahwa AS, Jepang dan pasar negara maju lainnya berkontribusi sebesar 60 persen dari aktivitas ekonomi tambahan dunia sebesar $2,4 triliun yang diproyeksikan oleh para ekonom tahun ini. (*)

sumber: The Wall Street Journal