Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Konsumsi SDA China Nomor 1 di Dunia
Oleh : Redaksi
Senin | 05-08-2013 | 11:57 WIB
Coal-power-plant-in-Tianjin-China-Shubert-Ciencia.jpg Honda-Batam
Pembangkit listrik batu bara di Tianjin, China.

BEIJING - Konsumsi sumber daya alam China jauh melampaui konsumsi sumber daya alam negara-negara lain. China harus meningkatkan efisiensi energi guna menghindari kerusakan lingkungan yang makin parah. Kesimpulan ini terungkap dari laporan terbaru Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) yang dirilis pekan lalu.

Pertumbuhan ekonomi China yang dominan membuat China menjadi konsumen bahan baku primer (seperti bahan bangunan, bijih besi, bahan bakar fosil dan biomasa) terbesar di dunia. Tingkat konsumsi bahan baku domestik China empat kali lipat konsumsi negara adi daya, Amerika Serikat.

Dari tahun 1970 ke 2008, konsumsi bahan baku per kapita China naik dari sepertiga menjadi separuh rata-rata konsumsi bahan baku dunia. Konsumsi domestik sumber daya alam per kapita naik hampir dua kali lipat konsumsi sumber daya alam negara-negara Asia Pasifik akibat investasi besar-besaran China di sistem energi, kapasitas manufaktur dan infrastruktur perkotaan.

Namun, laporan ini juga menggarisbawahi, sebanyak 20 persen sumber daya yang dipakai di China dipakai untuk memroduksi barang-barang yang akhirnya dikonsumsi oleh negara lain. “Pertumbuhan ekonomi China yang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir berdampak terhadap permintaan sumber daya alam yang sungguh di luar perkiraan,” ujar AchimSteiner, Direktur Eksekutif UNEP sebagaimana dikutip dalam berita PBB.

“Pertumbuhan ekonomi China telah mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan. Namun masalah lingkungan terus meningkat terutama yang terkait dengan ekstraksi, pengolahan dan pemakaian sumber daya alam. Laporan ini juga menggarisbawahi bahwa China, bersama dengan negara berkembang lain, perlu melakukan investasi infrastruktur yang lebih hemat sumber daya alam, seperti bangunan dan sistem transportasi hijau. China juga perlu memerbaiki kemampuan SDM dan tata kelola mereka agak mulus beralih ke model ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic model),” tambah Steiner lagi.

Laporan UNEP juga menyimpulkan bahwa China masih perlu meningkatkan kinerja efisiensi energi mereka. Efisiensi energi absolut China masih di bawah rata-rata negara-negara Asia Pasifik dan negara-negara di belahan dunia lain walau pertumbuhan efisiensi energi China lebih cepat dibanding negara manapun dalam empat dekade terakhir.

Pertumbuhan efisiensi energi tersebut tidak mampu mengurangi tekanan terhadap lingkungan dan sumber daya alam. Laporan ini menyatakan, kebijakan China saat ini - yaitu pengurangan konsumsi energi dan alih guna lahan serta peralihan ke energi terbarukan - gagal meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan.

Konsumsi bahan bangunan China naik dari 8 persen ke 63 persen dalam periode 1970 ke 2008, sementara konsumsi mineral untuk industri berlipat ganda dari 4 persen ke 8 persen dalam periode yang sama. Laporan ini juga menyebutkan, konsumsi bahan bakar fosil China melonjak tujuh kali lipat dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 5,3 persen. Konsumsi batu bara China naik dari 49 persen pasokan energi primer mereka pada 1970 menjadi 67 persen pada 2009. Indonesia adalah salah satu pemasok batu bara terbesar China.

Konsekuensi dari peningkatan penggunaan dan bauran energi batu bara ini, emisi karbon dioksida China tumbuh pesat, naik empat kali lipat dibanding rata-rata emisi gas rumah kaca dunia per skala (output) ekonomi atau dua kali lipat lebih banyak dibanding emisi gas rumah kaca per skala ekonomi wilayah Asia Pasifik. 

Sumber: Hijauku.com