Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Surya dan Bayu Pimpin Pertumbuhan EBT
Oleh : Redaksi
Sabtu | 03-08-2013 | 10:59 WIB

BATAM - Energi surya dan energi angin memimpin pertumbuhan kapasitas energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2012. Hal ini terungkap dari penelitian terbaru Worldwatch Institute yang dirilis Selasa (30/7/2013). Konsumsi energi surya meningkat 58 persen menjadi 93 terawat-jam (TWh) dan penggunaan energi angin naik 18 persen menjadi 521 TWh.


Walaupun energi air (hydropower) tetap menjadi sumber EBT utama, energi surya dan angin terus mendominasi kenaikan kapasitas EBT baru. Kapasitas energi surya dan angin dunia terus tumbuh walau investasi baru di dua energi ini turun selama 2012.

Pada 2012, investasi energi surya global turun 11 persen dari tahun 2011 menjadi $140,4 miliar. Sementara investasi di energi angin turun 10 persen menjadi $80,3 miliar. Namun karena harga energi surya dan angin terus turun, total kapasitas energi surya dan angin terpasang tetap tumbuh dengan pesat.

Kapasitas energi panel surya (solar photovoltaic) terpasang dunia tumbuh 41% pada 2012, menjadi 100 gigawatt (GW). Dalam lima tahun terakhir, kapasitas panel surya terpasang tumbuh 900 persen dari hanya 10 GW pada 2007. Saat ini, negara dengan kapasitas energi surya terpasang terbesar adalah Jerman (32,4 GW), Italia (16,4 GW), Amerika Serikat (7,2 GW) dan China (7 GW).

Negara-negara Eropa tetap menjadi pasar energi surya terbesar. Sebanyak 76 persen penggunaan tenaga surya dunia pada 2012 berasal dari wilayah Uni Eropa. Jerman menyumbang 30 persen konsumsi energi surya dunia. Pada 2012, Italia menjadi negara dengan penambahan kapasitas energi surya terbesar ketiga di dunia dengan nilai 3,4 GW. Negara Eropa lain dengan penambahan kapasitas energi surya terbesar adalah Spanyol sebesar 950 MW pada 2012.

Melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, turunnya permintaan dan terlalu banyaknya pasokan (oversupply) telah menimbulkan kerugian signifikan pada industri panel surya di China, yang menguasai lebih dari separuh pangsa pasar dunia.

Kerugian semakin menjadi dipicu oleh perang dagang antara China dan Uni Eropa serta Amerika Serikat. Kedua wilayah terakhir menuduh perusahaan China melakukan praktik dumping di pasar dalam negeri.

Walau begitu, permintaan energi surya China di dalam negeri diperkirakan akan tetap tumbuh. China telah membuat rencana lima tahunan dengan target meningkatkan kapasitas energi surya terpasang sebesar 21 GW pada 2015 dan 50 GW pada 2020.

Untuk energi bayu, total kapasitas energi angin terpasang melonjak 45 GW pada 2012 menjadi 284 GW atau naik 18,9 persen dari tahun 2011. Sebagian besar kapasitas energi angin terpasang ini berasal dari China dan Amerika Serikat dengan kapasitas masing-masing sebesar 75,3 GW dan 60 GW.

Amerika Serikat memimpin pasar energi angin pada 2012 dengan penambahan kapasitas sebesar 28 persen (naik 13,1 GW) pada 2012 - atau naik dua kali lipat dibanding kapasitas pada 2011. Pemicu pertumbuhan energi angin ini adalah peningkatan produksi komponen turbin angin di dalam negeri dengan teknologi yang semakin efisien dan murah.

Pangsa pasar terbesar energi angin dunia tetap dipegang oleh Uni Eropa yang menguasai 37,5 persen pangsa pasar dunia. Wilayah Uni Eropa menambah 11,9 GW kapasitas baru pada 2012 menjadikan total kapasitas energi angin mereka menjadi 106 GW. Saat ini energi angin menyumbang 11,4 persen dari total kapasitas energi terpasang di Uni Eropa.

Menurut Worldwatch Institute, kebijakan pemerintah seperti berbagai insentif dan keringanan pajak menentukan perkembangan dua energi ini.

Kabar baik datang dari negara-negara di wilayah Asia Pasifik. Wilayah Asia Pasifik saat ini menyumbang 17 persen penggunaan energi surya dunia dan menduduki posisi kedua setelah Uni Eropa. Penambahan kapasitas energi angin terpasang di Asia sebesar 15,5 GW menjadi penambahan kapasitas tertinggi di dunia, memastikan Asia terus membuntuti Eropa.

Di Afrika dan Timur Tengah, walau ketidakstabilan politik memerlambat pertumbuhan energi bersih, pertumbuhan kapasitas terpasang EBT di dua wilayah ini naik 9,3 persen pada 2012 dari hanya 2,6 persen pada 2011.

Perkembangan positif ini menunjukkan, keberpihakan atas energi bersih dan terbarukan menjadi penting untuk menjadikan energi ini sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah energi, kesehatan, lingkungan dan perubahan iklim.

Sumber: Hijauku.com