Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diminta Pertanggungjawaban, Pemko Batam Hanya Beri Sembako
Oleh : Gokli
Jum'at | 02-08-2013 | 16:48 WIB
buruh_sci_rudi.jpg Honda-Batam
Wakil Wali Kota Batam, Rudi saat menemui buruh PT SCI yang memblokir Jalan Engku Putri.

BATAM, batamtoday - Sebanyak 732 buruh PT SCI menuntut pertanggungjawban Pemko Batam atas kaburnya manajemen perusahaan asal Jepang tersebut. Tetapi, Pemko Batam hanya memberikan bantuan sembako dan uang sebanyak Rp256 ribu untuk setiap buruh.

Jumat (2/8/2013) sore, ratusan buruh sempat menggeruduk kantor Wali Kota Batam. Hal ini dilakukan lantaran kepastian atas pertanggungjawaban pemerintah belum didapat.

Upaya ratusan buruh untuk menduduki kantor Wali Kota tersebut tidak berhasil. Mereka dihadang oleh staf dan petugas Satpol PP. Sempat juga terjadi ketegangan antara buruh dengan petugas Satpol PP.

Tak beberapa lama, Wakil Wali Kota Batam, Rudi turun untuk menemui para buruh. Dia mengatakan Pemko masih melakukan upaya dan langkah-langkah hukum untuk meminta pertanggungjawban manajemen PT SCI yang sudah kabur ke Jepang.

Pada saat itu juga, Rudi mengatakan 732 buruh PT SCI akan mendapat bantuan sembako dan uang sebanyak Rp256 ribu per orang. Bantuan ini bersumber dari uang pribadi para pejabat Pemko Batam.

"Ini bantuan jangka pendek. Untuk tempat tinggal kami tawarkan rusunawa itu kalau saudara mau," kata dia.

Soal Investasi Asing Urusan BP Batam

Rudi menambahkan untuk berurusan dengan negara asing membutuhkan proses yang sangat panjang. Sehingga, buruh PT SCI Batam diminta untuk bersabar.

"Sebenarnya ini urusan BP Batam, karena mereka yang memberikan izin untuk Pengusaha Asing, Pemko tak punya data, harus diminta dulu sama BP Batam. Langkah-langkah itu sudah kami lakukan, kami bekerja bukan tinggal diam,"kata dia lagi.

Penjelasan Wakil Wali Kota itu tak sepenuhnya diterima oleh buruh, sebab mereka melakukan aksi di DPRD Batam untuk menuntut hak mereka, bukan untuk mengemis.

"Kami menuntut hak kami, mana tanggungjawab Pemerintah Batam ini. Kami di sini bukan mengemis, datangkan itu pengusaha yang kabur," cetus salah seorang buruh di dalam keramaian itu.

Editor: Dodo