Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kekerasan Terhadap Kepala Sekolah Lebih Tinggi daripada Masyarakat Biasa
Oleh : Redaksi
Rabu | 24-07-2013 | 12:07 WIB

VICTORIA - Survey nasional di Australia mengungkapkan angka kekerasan terhadap kepala sekolah terus meningkat signifikan, dan jumlahnya jauh lebih tinggi dari angka kekerasan yang dialami masyarakat umum. Peneliti di Universitas Monash mensurvei ribuan kepala sekolah di Australia dan mendapati lebih dari sepertiga mengaku pernah menjadi korban kekerasan verbal orang tua murid yang marah.


Survei ini juga menemukan 38 persen kepala sekolah pernah melaporkan ancaman kekerasan terhadap dirinya. Angka ini jauh lebih tinggi dari laporan intimidasi kekerasan oleh masyarakat umum Australia yang hanya sebesar 8 persen. Sementara kasus serangan kekerasan dialami 27 persen kepala sekolah, padahal laporan serangan kekerasan yang dilaporkan di masyarakat hanya sebesar 4 persen.

Presiden Asosiasi Kepala Sekolah Pemerintah Victoria, Frank Sal, mengatakan serangan kekerasan merupakan hal yang biasa dihadapi guru dan kepala sekolah selama bertahun-tahun.

Sal yang sudah menjadi kepala sekolah selama dua dekade mengaku dirinya juga pernah menjadi korban kekerasan. Menurutnya, kebanyakan orang tua memiliki pandangan yang kuat soal bagaimana seharusnya sekolah mengatasi berbagai masalah.

"Mereka  memaki, mengutuk dan memberikan ancaman fisik, dalam kasus tertentu mereka bahkan mendorong dan memukul,” cerita Sal.

Angka dan alasan
Pengamat pendidikan Dr  Philip Riley mengatakan, kekerasan terhadap kepala sekolah meluas dan kurang diantisipasi. Ia juga berpendapat status sosial orang tua murid bukan penyebab dari tren kekerasan ini.

"Fakta  menunjukan kasus kekerasan terjadi sama seringnya  baik di sekolah swasta bagi orang mampu, sekolah pemerintah bagi anak-anak miskin. Jadi, sepertinya status sosial ekonomi tidak terlalu mempengaruhi faktor tingginya kekerasan terhadap kepala sekolah," katanya.

Sebaliknya, menurut Philip Riley, kecemasan orang tua terhadap masa depan anaknya menjadi faktor pemicu yang lebih besar. Dari penelitian ini terlihat kawasan utara mencatat kasus kekerasan lebih banyak terjadi di sekolah yang letaknya di pedalaman.  Angka kekerasan terhadap kepala sekolah yang tinggi  juga tercatat di daerah pedalaman di seluruh kawasan.

Kondisi ini menurut Dr Riley disebabkan karena sulitnya bekerja ke luar,  tapi itu umumnya masalah itu dipicu oleh ulah sekelompok kecil orang tua saja. "Orang tua sekarang tampaknya jauh lebih cemas tentang masa depan anak-anak mereka ketimbang orang tua dulu,” paparnya.

Peneliti akan memantau perkembangan tingkat kekerasan terhadap kepala sekolah ini apakah akan meningkat atau menurun. Laporan ini juga merekomendasikan setiap negara bagian dan teritori membuat satuan tugas independen untuk menyelidiki kekerasan di sekolah.

Selain itu laporan ini juga merekomendasikan agar pemerintah  negara bagian segera menangani masalah ini dan memberikan pelatihan yang lebih baik untuk membantu kepala sekolah menghadapi  kekerasan dari orang tua murid. (*)

sumber: Radio Australia