Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kafe Nazi di Bandung Ramai Diberitakan Media Dunia
Oleh : Dodo
Sabtu | 20-07-2013 | 12:37 WIB
KAFE_NAZI.JPG Honda-Batam
(Foto: viva.co.id)

BANDUNG - Sebuah kafe berbau Nazi di Bandung menyita perhatian dunia. Beberapa media internasional ramai membicarakannya, mempertanyakan latar belakang pemilihan tema Nazi yang sempat meneror dunia di Perang Dunia II.

New York Daily dalam situsnya hari ini menggambarkan suasana di kafe Soldatenkaffee. Dikatakan bahwa dinding kafe berwarha merah, terpampang juga memorabilia Nazi, termasuk bendera swastika dan gambar besar Adolf Hitler.

"Pelayannya mengenakan seragam SS, atau Schutzstaffel, seragam militer, bisa dilihat tengah bergaya di depan kafe pada halaman Facebooknya," tulis media ini.

Beberapa media lainnya mengetengahkan hal yang sama, di antaranya adalah Al-Jazeera, Associated Press, Jerusalem Post, Fox News, dan masih banyak lagi. Al-Jazeera contohnya, mengangkat protes dari Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda yang dikatakan memanggil pemilik kafe, Henry Mulyana.

"Simbol-simbol ini diakui secara internasional sebagai perlambang kekerasan dan rasisme," ujar Vivananda, dilansir Al-Jazeera.

Harian Irrawady mengangkat pernyataan Mulyana yang mengatakan bahwa dia sendiri tidak terlalu paham soal ideologi Nazi. Dia juga mengaku bukanlah pendukung Hitler, hanya pengusaha yang tidak terlibat dalam politik.

"Kontroversi selalu ada, tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Menurut saya, Nazi tidak melakukan pembantaian. Perang itu sendiri adalah kejahatan, jadi akan ada pembunuhan," kata Mulyana.

Nazi dan benda-benda berbau Hitler, apalagi di dunia Barat, sangat sensitif keberadaannya. Penggunanya bisa dicap anti-semit, atau anti Yahudi. Pasalnya, Hitler dan tentara Nazi Jermannya dikenal telah membantai jutaan umat Yahudi pada Perang Dunia II atau yang dikenal sebagai tragedi Holocaust.

Di Jerman sendiri, simbol swastika Nazi dilarang dipajang. Cara penghormatan terhadap Hitler juga ilegal di negara ini dan menafikan tragedi holocaust bisa dipenjara. 

Sumber: viva.co.id