Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Egois dan Berkhayal,Tipe Sopir di Malaysia
Oleh : Redaksi
Senin | 15-07-2013 | 13:14 WIB
lalu-lintas-di-kuala-lumpur.jpg Honda-Batam
Arus lalin di Kota Kuala Lumpur.

PUTRAJAYA - Ada dua hal yang ada dalam pikiran sopir Malaysia ketika akan mengemudi: "Saya selalu duluan" dan "saya tak akan mengalami kecelakaan".

Menurut direktur jenderal Jabatan Keselamatan jalan Raya, Datuk Dr Tam Weng Wah, butuh waktu lama bagi untk berperilaku sopan. 

"Rata-rata sopir Malaysia selalu percaya bahwa ia yang duluan dan tak memberi jalan bagi orang lain. Sopir lainnya juga percaya bahwa kecelakaan (lalu lintas) akan selalu terjadi kepada orang lain, tetapi tidak kepada dirinya," kata Tam Weng Wah seperti dilansir The Star.

Tam menyayangkan bahwa sopir Malaysia rata-rata masih punya kesempatan untuk berbenah. "Ini butuh transformasi sosial. Kita boleh saja memiliki jalan bagus, tapi itu tidak akan berarti apa-apa jika orang masih memiliki mental dunia ketiga, "katanya.


Kelebihan Penumpang
Minimnya kesadaran pengendara terhadap keselamatan di jalan juga terlihat pada penumpang yang berlebihan pada sepeda motor. Pengendara pembonceng sepeda motor dengan beberapa orang tua yang mengapit anak-anak, bahkan bayi.

Berdasarkan statistik kecelakaan lau lintas tahun 2011 yang dikumpulkan oleh polisi, 63 kecelakaan terjadi karena kelebihan penumpang, yang menyebabkan enam kematian, sementara 21 mengalami luka serius. Angka kematian tersebut naik dari tahun 2010 yang hanya tercatat empat kematian.

Berdasarkan Undang-Undang Transportasi Jalan, pengendara yang membawa lebih dari satu pembonceng dapat didenda sampai RM2, 000 (sekitar Rp6 jutaan) atau dipenjara maksimal enam bulan.

"Jabatan akan mendidik pengendara sepeda motor tentang bahaya kelebihan pembonceng sepeda motor. "Meskipun mungkin beberapa orang tidak memiliki mobil, itu bukan alasan bagi mereka untuk membahayakan kehidupan orang lain dengan mengangkut kelebihan penumpang di motor mereka," kata Tam.

Sebagai upaya untuk menanamkan kebiasaan yang baik di jalan, jabatan akan mendidik anak-anak TK tentang pentingnya keselamatan jalan melalui permainan dan aktivitas. "Anak-anak bisa menjadi duta yang baik untuk keselamatan di jalan. Mereka bahkan mungkin dapat menunjukkan kesalahan orang tua mereka jika mereka dididik tentang keselamatan di jalan," katanya.

Tam mengatakan, jabatan bekerja sama dengan Toyota pada program keselamatan jalan yang melibatkan anak-anak. (*)

sumber: The Star