Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Tetapkan Puasa Mulai Rabu, Muhammadiyah Selasa
Oleh : Surya Irawan
Senin | 08-07-2013 | 20:28 WIB
Suryadharma Ali.jpg Honda-Batam

Menteri Agama Suryadharma Ali

JAKARTA, batamtoday - Pemerintah akhirnya menetapkan 1 Ramadhan 1434 Hijriyah pada 10 Juli nanti. Dengan demikian puasa bulan Ramadhan akan dimulai secara resmi pada Rabu (10/7) mendatang.

"Atas masukan dan hasil hisab, maka pemerintah menetapkan Ramadhan jatuh pada hari Rabu, 10 Juli 2013," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali, Senin (8/7) saat sidang isbat di kantor Kementerian Agama.

Keputusan ini diambil setelah Kemenag memperoleh hasil pemantauan hisab dari Badan Hisab yang tersebar di 33 provinsi.

Suryadharma mengemukakan, perbedaan awal bulan Ramadhan mungkin saja terjadi. Namun ia mengingatkan, ketika pemerintah sudah memutuskan dan menetapkan, hendaknya semua pihak patuh pada hasil keputusan itu.

"Jadi perbedaan itu sebetulnya tidak bisa dihindari, tetapi manakala pemerintah sudah memutuskan dan menetapkan, hendaknya semua pihak patuh pada hasil keputusan itu," katanya.

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Muchtar Ali menyampaikan, keputusan tersebut berdasarkan hasil laporan 36 orang pemantau hilal dari Badan Hisab yang tersebar di 33 provinsi, di seluruh Indonesia.

Dari hasil laporan itu, hampir seluruhnya menyatakan bahwa posisi hilal masih berada di nol derajat 38 menit.

Bukan Ulil Amri
Sementara itu  Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, Muhammidiyah tetap menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013. Maka Muhammadiyah akan menjalani ibadah puasa selama 30 hari.

Menurutnya, sikap Muhammadiyah tak turut ketetapan pemerintah bukan berarti pihaknya tak tunduk pada Ulil Amri. ''Ulil Amri itu bukan pemerintah atau pun Kemenag, tetapi otoritas,'' katanya.

Din menjelaskan, rapat itsbat yang diselenggarakan pemerintah dalam perhitungan penetapan 1 Ramadhan tersebut diperuntukkan bagi para ahli rukyat. Itsbat penetapan awal Ramadhan ini pun dilakukan berdasarkan penglihatan hilal. ''Seharusnya pemerintah jangan masuk domain umat,'' ujarnya.

Sedangkan landasan Muhammadiyah mengawali Ramadhan, kata dia, adalah sebuah bentuk keyakinan. Penetapan 1 Ramadhan dilakukan berdasarkan perhitungan apabila hilal terlihat sudah di atas ufuk. ''Ini semua kembali lagi pada keyakinan masing-masing,'' katanya.

"Pada hari Senin 8 Juli 2013, berdasarkan pemantauan badan hisab yang terdiri dari 33 orang di 33 provinsi tidak melihat hilal," ujar Muchtar.

Editor : Surya