Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buruh Nilai Rizal Ramli Capres Pembawa Perubahan dan Kesejahteraan
Oleh : Surya
Senin | 01-07-2013 | 16:06 WIB

JAKARTA, batamtoday - Para buruh menilai mantan Perekonomian Rizal Ramli sebagai calon presiden (capres) yang membawa perubahan dan kesejahteraan. Sebab, Rizal dikenal konsisten berjuang membela rakyat kecil, termasyuk buruh.

"DR Rizal Ramli, seorang yang konsisten dalam berjuang membela rakyat kecil, termasuk buruh. Mari kita sambut  salah satu calon presiden yang akan membawa perubahan dan Indonesia sejahtera," ujar Muhammad Said Iqbal, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Metal Seluruh Indonesia (FSPSMI) di Jakarta kemarin.

Pernyataan Said Iqbal itu, disampaikannya saat menerima Rizal Ramli di sela-sela Jambore Nasional I Garda Metal yang dihadiri 2 ribu buruh.  

Iqbal banyak membeberkan rekam jejak perjuangan Rizal Ramli, khususnya bagi peningkatan kesejahteraan buruh. Dalam hal Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), misalnya, Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) ini bahkan ikut aksi turun ke jalan bersama-sama puluhan ribu buruh di depan istana dan komplek DPR.  Iqbal masih terus memaparkan  konsistensi Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu dalam mengkritisi sistem ekonomi neolib.

"Bang Rizal bukan hanya bicara tentang kesejahteraan mayoritas rakyat dan buruh. Beliau turun langsung memperjuangkannya dengan aksi dan karya nyata. Komitmen dan konsistensinya dalam mengusung ekonomi konstitusi menjadi bukti keberpihakannya kepada kaum tertindas. Kita memerlukan bang Rizal sebagai Presiden yang akan membawa perubahan dan kesejahteraan," papar Iqbal, yang lagi-lagi disambut tepuk tangan panjang.

Bagi sebagian besar buruh, uraian ketua umum mereka itu bukanlah informasi baru. Para buruh itu sangat mengenal Rizal Ramli, karena dalam banyak hal sudah lama saling berinteraksi. Namun karena peserta Jambore datang dari Sabang sampai Merauke, paparan Iqbal itu semakin membuka wawasan para buruh dari daerah tentang eksistensi tokoh perubahan nasional yang selalu berdiri di garda terdepan perjuangan. Itulah sebabnya dinginnya malam dan rerumputan yang mulai dibasahi embun, tidak mampu mengusik. Mereka tetap duduk bersila di rumput menyimak uraian iqbal, sambil sesekali bertepuk tangan meriah.

Rizal Ramli yang mengenakan baju biru lengan panjang dipadu celana biru, hanya tersenyum-senyum. Sesekali dia ikut mengepalkan tangan ke udara, ketika Iqbal memimpin yel-yel Garda Metal. Dia bahkan ikut menyanyikan lagu mars Garda Metal yang berkali-kali didengungkan. Tentu saja, ini jadi pemandangan yang menarik. Pasalnya, Rizal Ramli tidak hafal liriknya. Jadilah dia seperti berkomat-kamit sambil tetap tersenyum lebar.

Tiba-tiba tepuk tangan kembali membahan ketika Iqbal meminta Rizal Ramli bicara. Di tengah lapangan rumput yang gelap, capres yang di kalangan Nahdiyin akrab disapa Gus Romli itu mulai berbicara. Seperti biasa, dia lebih banyak bicara soal mimpinya membawa Indonesia jadi didgaya dan disegani di Asia, bahkan dunia.

"Setelah reformasi, APBN kita terus naik. Bahkan sejak sembilan tahun lalu, utang Indonesia telah naik 200%. Tapi nyaris tidak ada jalan-jalan baru yang dibangun, tidak ada pembangunan waduk baru dan perbaikan irigasi. Padahal ini penting untuk meningkatkan produksi pangan. Melonjaknya anggaran tidak membuat kesejahteraan rakyat membaik. Inilah demokrasi kriminal. Ini harus dihentikan. Demokrasi harus bekerja untuk mensejahterakan seluruh rakyatnya, bukan hanya kelompok kecil elit belaka," kata Rizal Ramli.

Capres paling ideal versi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini juga  ini juga memuji FSPMSI sebagai organisasi yang solid dan militan. Dulu, lanjut dia, waktu Orba, banyak organisasi buruh yang organisasi jenggot, tidak berakar ke bawah. Para pemimpinnya sibuk bergantung ke atas untuk memperoleh kekuasaan. Tapi FSPMSI dengan Garda Metal-nya benar-benar memberi manfaat nyata bagi anggota. 

“Tadi saya ngobrol dengan teman-teman buruh, mereka senang bahkan bangga menjadi bagian dari organisasi ini. Dengan berorganisasi, kawan-kawan buruh itu jadi memahami hak-haknya sebagaimana diatur dalam undang undang. Bahkan ada buruh yang mengaku, walau sudah bekerja 14 tahun di Bekasi, baru melihat Monas setelah ikut demo ke istana," ungkap Rizal Ramli yang disambut tawa peserta Jambore.  

Editor : Surya