Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menciptakan Kota Sehat dan Makmur
Oleh : Dodo
Senin | 24-06-2013 | 10:43 WIB
Green-park-in-the-city-Terence-Ong.jpg Honda-Batam
(Foto: Hijauku.com)

BATAM - Walau kesepakatan antarnegara untuk mengatasi pemanasan global hingga kini belum tercapai, beberapa kota sudah melakukan sejumlah inisiatif guna mengatasi dampak perubahan iklim.

Hasilnya, kota-kota ini tidak hanya berhasil memangkas jejak karbon mereka, namun juga menikmati peningkatan kualitas lingkungan hidup dan iklim usaha yang lebih baik. Mereka juga melaporkan peningkatan efisiensi energi bernilai hingga US$13 juta per tahun.

Hal ini terungkap dalam analisis terbaru AECOM di 110 kota dari seluruh penjuru dunia. Analisis yang dipresentasikan bersama C40 Cities Climate Leadership Group (C40), Kamis (20/6) ini mencatat, peningkatan efisiensi energi adalah manfaat terbesar dari aksi perubahan iklim. Satu dari dua aksi pengurangan emisi gas rumah kaca yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi.

AECOM juga mencatat, ada sembilan kota dunia yang berhasil meningkatkan efisiensi melalui aksi perubahan iklim dengan nilai penghematan kumulatif sebesar US$40 juta per tahun.

Kabar baik lain, sebanyak 62% dari aksi perubahan iklim ini berpotensi menarik investasi dan bisnis baru. Kota Sao Paulo di Brasil misalnya, telah menyaksikan munculnya industri teknologi bersih (clean technology) baru, termasuk industri listrik dan otomotif bertenaga etanol. Greater Manchester, salah satu wilayah perkotaan terbesar di Inggris menikmati pertumbuhan bisnis rendah karbon dan produk-produk yang berhubungan dengan lingkungan sebesar 4% walau negara ini tengah dilanda resesi.

Temuan ini sesuai dengan sentimen aksi perubahan iklim kota-kota yang masuk dalam grup C40 di mana sebanyak 91% dari kota-kota ini percaya, upaya mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global akan membuka peluang ekonomi. Sebanyak 98% juga menyatakan, kota mereka menghadapi ancaman perubahan iklim yang tidak hanya berdampak pada penduduk namun juga pada bisnis.

Dengan mengurangi emisi dan melakukan adaptasi perubahan iklim, kesehatan masyarakat juga akan terus meningkat. Lebih dari separuh (55%) kota-kota C40 menggelar aksi pengurangan emisi dengan memromosikan sistem transportasi aktif yaitu bersepeda dan berjalan kaki. Aksi ini secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Lebih dari 75% kota melaporkan, aksi adaptasi perubahan iklim akan melindungi masyarakat dari ancaman penyakit.

Ada tiga aksi yang paling banyak dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi. Ketiga aksi tersebut adalah: pertama, mengurangi kebutuhan energi pada bangunan; kedua, meningkatkan efisiensi bahan bakar angkutan di perkotaan; dan ketiga, mengurangi biaya energi dan perawatan lampu-lampu di perkotaan dengan beralih ke lampu yang lebih ramah lingkungan.

Ketiga aksi spesifik ini mewakili 25% dari 700 aksi pengurangan emisi di perkotaan. Semua aksi efisiensi ini berujung pada penghematan biaya yang bisa menjadi daya tawar para pemimpin kota saat bertemu untuk meyakinkan konstituen mereka.

Di kota Los Angeles misalnya, pemerintah memodernkan lebih dari 4.400 lampu lalu lintas dan lebih dari 100.000 lampu jalan yang mampu menghemat biaya hingga $11 juta per tahun berupaya penghematan biaya listrik dan perbaikan. Kota Houston mengganti lampu lalu lintas mereka dengan lampu LED yang mampu menghemat biaya sebesar $10.000 per hari.

Kota-kota ini juga berusaha memangkas pemborosan energi pada bangunan. Pemerintah di Washington, DC, melalui DC Housing Authority, mulai merenovasi 8.700 bangunan perumahan sejak 2004. Hingga saat ini, program ini telah berhasil merenovasi 5.400 unit rumah dengan nilai penghematan listrik sebesar $3,9 juta per tahun, plus penghematan biaya operasi dan perawatan sebesar $2,4 juta per tahun.

“Kota adalah pusat inovasi. Pemerintah kota telah bertindak cepat menerapkan cara-cara baru beradaptasi dengan perubahan iklim. Merekalah yang menikmati manfaat lingkungan dan ekonomi. Pemerintah pusat harus terus memantau aksi-aksi mereka ini,” ujar Conor Riffle, ketua program perkotaan Carbon Disclosure Project (CDP).

CDP adalah lembaga swadaya masyarakat yang memberikan informasi program pembangunan berkelanjutan baik kepada investor, pemerintah maupun perusahaan.

Sumber: Hijauku.com