Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jika Harga BBM Naik, Buruh Minta UMK Batam Rp 3,9 Juta
Oleh : Gokli
Jum'at | 21-06-2013 | 15:56 WIB
buruh_sweeping_dewan.jpg Honda-Batam
Buruh saat melakukan sweeping di Kantor DPRD Batam.

BATAM, batamtoday - Ketua Konsulat Cabang (KC) FSPMI Batam, Yoni Mulyo Widodo, mengatakan buruh tetap menolak kenaikan harga BBM. Jika harus naik, maka buruh di Batam juga meminta kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) di kisaran Rp 3,9 juta.

"Aksi demo ini merupakan perjuangan buruh menolak kenaikan harga BBM. Jika tetap naik, maka UMK Batam juga harus naik," kata dia, usai melakukan aksi demo di Gedung DPRD Batam, Jumat (21/6/2013) siang.

Ia mengatakan, kenaikan harga BBM akan membuat daya beli masyarakat Indonesia menurun. Sehingga, Pemerintah harus mempertimbangkan rencana kenaikan harga BBM tersebut.

Selain itu, lanjut Yoni, banyak hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah mengatasi defisit anggaran. Misalnya, dengan memaksimalkan pemasukan pajak dari berbagai sektor pertambangan dan usaha lainnya.

"Agustus 2013, atau setelah diumumkannya kenaikan BBM ini, buruh akan turun ke jalan dengan massa yang lebih besar. Aksi mogok Nasional akan kami lakukan," jelasnya.

Aksi demo buruh di gedung DPRD Batam sempat ricuh. Sebab, salah seorang buruh, Toni terluka di bagian pipi kiri akibat dipukul seorang anggota Polisi. Tak hanya itu massa buruh juga sempat membakar ban, dan melakukan sweeping ke ruang fraksi DPRD dan ruang komisi.

Luka yang diderita buruh pendemo itu tidak terlalu parah dan sudah mendapat pengobatan dari dokter yang bertugas di klinik DPRD Batam. Selain Toni, juga ada seorang anggota Polisi yang terluka di bagian jari kelingking tangan kiri.

Sementara itu, dalam upaya sweeping yang dilakukan buruh, tak satu orang pun anggota dewan yang ditemukan di ruang fraksi maupun komisi. Saking kesalnya, buruh yang melakukan sweeping itu melontarkan makian dan hinaan terhadap para anggota dewan yang tak mau menemui mereka.

"Pengecut, tak mau temui buruh. Katanya wakil rakyat tetapi tak berpihak kepada rakyat," teriak beberapa buruh yang kesal karena tidak menemukan anggota dewan dalam upaya sweeping.

Dari 45 anggota DPRD Batam, hanya tiga orang yang mau menemui buruh. Ketiga anggota dewan tersebut yakni Ruslan Kasbulatov, Yudi Kurnain dan Sallon Simatupang. Sementara, 42 orang lagi sama sekali tak ada di Gedung DPRD Batam pada saat buruh menyampaikan aspirasinya.

Editor: Dodo