Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Titik Api di Riau, 80 Persen Ditemukan di Perkebunan
Oleh : Surya Irawan
Kamis | 20-06-2013 | 16:49 WIB
zulkifli-hasan.jpg Honda-Batam

Zulkifli Hasan

JAKARTA, batamtoday - Menteri Kehutanan (Menhut)  mengatakan, Saat ini terdapat lebih dari 100 titik api di Riau yang menyebabkan asap tebal meluas ke Singapura dan Malaysia. 80 persennya terdapat di areal perkebunan yang kebanyakan merupakan lahan gambut.

"Jadi di Riau itu tadi kami pagi rapat di Kemenkokesra. Di situ ada 100-an lebih titik api, 80% itu di area pertanian dan perkebunan, di area hutan itu kira-kira 20% saja," kata Menteri  Kehutanan  Zulkifli Hasan di  Jakarta,  Kamis (20/6/2013).

Zulkifli mengatakan, saat ini pihak pemadam hutan dari Kemenhut tengah berupaya keras untuk memadamkan api. Namun upaya itu tentu harus mendapat dukungan penuh dari pihak Pemda setempat.

"Dari Kemenhut ada pasukan pemadam hutan, kita perbantukan untuk memadamkan area yang di luar kawasan, yang 800 hektar itu. Karena itu perlu ada optimalisasi dari kementerian lembaga terkait dan pemda," terangnya.

100 titik api tersebut tersebar di 800 hektar kawasan hutan di Riau. Api tersebut timbul karena diduga dilakukan secara sengaja untuk membuka lahan perkebunan.

"800 hektar itu ada di Bengkalis, Pelalawan, dan Kota. Itu di luar kawasan yang di area pertanian dan perkebunan. Jadi memang banyak buka lahan untuk perkebunan karena land clearing itu kan biasanya dibakar," jelasnya.

Menhut mengatakan, kebakaran hutan di Riau disinyalir dilakukan secara sengaja untuk membuka lahan. Jika ini benar, Zulkifli minta  agar pelakunya ditindak tegas.

"Kita tidak salahkan Si A, Si B. Kalau ada yang langgar, kita minta ditindak tegas. Tadi (rapat) di Menkokesra juga begitu. Kalau ada yang disinyalir kebakaran akibat pembukaan lahan dengan cara membakar atau land clearing, kalau memang ada, kita minta aparat untuk tindak tegas," ujar Zulkifli.

Zulkifli mengatakan, saat ini pihaknya tengah berupaya untuk memadamkan api yang menimbulkan asap tebal, bahkan hingga ke Singapura. Namun tentu upaya ini juga harus didukung oleh Pemda setempat.

"Walaupun gubernur (Riau) lagi ada masalah, bupati meski sekarang lagi pilkada, tapi ini tugas pokok," katanya.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan tercatat di bursa Singapura membantah menggunakan metode pembakaran hutan untuk membersihkan lahannya.

Teknik pembersihan lahan dengan menebang dan membakar perkebunan merupakan penyebab utama dari krisis asap yang kini melanda Singapura dan Malaysia. Banyak perusahaan yang sahamnya terdaftar di Singapura memiliki lahan perkebunan di wilayah Indonesia, terutama di Sumatera dan Kalimantan.

Editor : Surya