Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kabut Asap di Singapura juga Diekspor Malaysia

Pemerintah Indonesia Geram soal Tudingan Singapura Tentang Asap
Oleh : Surya Irawan
Kamis | 20-06-2013 | 06:51 WIB
agung laksono1.jpg Honda-Batam
 
Menko Kesra Agung Laksono

JAKARTA, batamtoday - Pemerintah Republik Indonesia menyatakan kegeramannya dituduh terus-terusan sebagai negara pengekspor kabut asap ke Singapura. Padahal sumber asap juga berasal dari kebakaran lahan di Semenanjung Malaysia. 


"Hot spot 18 Juni 2013 yang terjadi di Riau sebanyak 148 titik, sementara itu terjadi juga di Semenanjung Malaysia 8 titik sehingga sumber tidak hanya dari Indonesia," kata Menko Kesra Agung Laksono di Jakarta, Rabu (18/6/2013) petang. 

Agung menyatakan, dari hasil rapat dengan Kepala BMKG sebelumnya terungkap telah terjadi gangguan atmosfer dan suhu tekanan rendah.
'
"Secara umum siklon tropis akan berumur 7-10 hari sejak munculnya embrio siklon pada tanggal 18 Juni 2013, kata dia.

Hal itu yang kemudian menyebabkan tertariknya massa udara dari Indonesia ke Filipina yang lebih kencang dari biasanya kemudian membawa asap melalui Singapura, salah satunya kebakaran lahan di Riau. 

Akibat kebakaran itu, akan terjadi kecenderungan peningkatan kabut asap di daerah Sumatera dan Kalimantan. Kabut asap pun akan membuat kualitas udara di Indonesia dan negara tetangga terganggu.


"Kita menolak apabila ada pernyataan bahwa selama 16 tahun kita tidak melakukan apa-apa. Tiap tahun kita melakukan penanggulangan, yang penting kita sudah siap dan negara tetangga harus maklum," kata Agung merujuk pemberitaan media Singapura bahwa tingkat polusi udara di negeri Singa itu telah mencapai rekor tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun.

Menurut Agung, untuk menanggulangi masalah asap,  pemerintah akan bekerjasama dengan BPPT dan BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca. Untuk hal ini pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 10 - 15 miliar. Modifikasi cuaca ini diharapkan bisa membuat hujan untuk memadamkan lahan yang terbakar, dari 850 hektar lahan yang terbakar, 650 hektar sudah berhasil dipadamkan.

"Kemenlu akan menyelenggarakan pertemuan Indonesia-Singapura pada 20 Juni 2013 untuk kerjasama penanggulangan asap," katanya. 

Media Singapura melaporkan bahwa kabut asap ini membuat pemerintah Singapura melontarkan kritikan kepada pemerintah Indonesia. Warga dan turis juga marah.

"Selama sekian lama, kepentingan komersil di Indonesia telah dibiarkan mengesampingkan keprihatinan lingkungan hidup," cetus Menteri Lingkungan Hidup Singapura. 

Stasiun televisi Channel News Asia mengatakan, Indeks Standar Polusi udara (PSI) di Singapura sore ini sudah berada di level 172. Ini merupakan level tertinggi sejak negara-kota itu mengalami gangguan asap kebakaran terburuk pada September 1997, yang saat itu indeks PSI-nya mencapai 226.  Padahal Senin kemarin, PSI Singapura masih 80. Apabila melebihi angka di atas 100, maka dianggap tidak sehat.

Editor : Surya