Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gubernur Kepri Usulkan Sultan Mahmud Riayat Syah Jadi Pahlawan Nasional
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 23-05-2013 | 20:49 WIB
usulan-pahlawan-nasional.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Gubernur Sani saat memberikan dokumen pengusulan Sultan Mahmud Riayat Syah jadi Pahlawan Nasional kepada Mensos RI di Jakarta.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Memiliki banyak kebijakan strategis dan monumental dalam perjuangan melawan Belanda serta memajukan taraf hidup sosial masyarakat pada masanya di Kepri, Pemrintah Provinsi Kepri mengusulkan Sultan Mahmud Riayat Syah atau dikenal pula dengan nama Sultan Mahmud Syah III, menjadi Pahlawan Nasional dari Kepri.

Pengusulan ini dilakukan Gubernur Kepri Muhammad Sani bersama Bupati Lingga Daria, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Robert Iwan Loriaux dan Kepala Dinas Sosial Kepri Edi Rofiano, dengan menyerahkan berkas usulan calon Pahlawan Nasional dari Kepulauan Riau yang diterima Menteri Sosial RI, Salim Segaf Al-Jufri di Jakarta, Kamis (23/5/2013).

Dalam pertemuan dan penyerahan dokumen pengusulan pahlawan itu, Gubernur Provinsi Kepri mengharapkan, usulan itu dapat direalisasikan. Sultan Mahmud Riayat Syah dinilai layak diakui sebagai salah satu pahlawan nasional atas jasanya dalam membangun dan melawan penjajahan Belanda di Kepri saat dirinya sebagai Sultan Kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang.

"Kami berharap, usulan itu segera diproses dan menetapakan  Sultan Mahmud Riayat Syah sebagai Pahlawan Nasional dari Kepri," kata Sani.

Dalam sejarah singkatnya, Sultan Mahmud Syah III dilantik pada 1761 M di usia belia, saat itu masih berusia dua tahun. Pusat pemerintahannya berada di Hulu Riau (Kota Raja) selama 26 tahun (dari tahun 1761-1787 M).

Namun taktik perangnya dalam melawan Belanda, sangat strategis dan monumental, dimana saat itu Sultan Mahmud Syah III memindahkan ibukota kerajaan di Lingga hingga akhir hayatnya, tahun 1812 M. Sebagai pemimpin tertinggi Kerajaan Johor-Riau-Lingga dan Pahang, banyak kebijakan Sultan Mahmud Syah III yang strategis dan monumental.

Salah satu [erjuanganya, adalah dengan memerintahkan perjuangan melawan penjajah dalam perang di Teluk Riau dan Teluk Ketapang Melaka pada tahun 1784. Dalam peperangan ini, panglima perang Raja Haji Fisabillillah, tewas sebagai syahid.

Meski mengalami kekalahan, tidak menyurutkan perjuangan Sultan Mahmud Syah III melawan penjajah. Beliau justru semakin memperkuat armada perangnya, menyusun strategi dan membangun pusat-pusat ekonomi.

Sultan Mahmud Syah III juga mempererat kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang dengan beberapa kerajaan lainnya seperti Jambi, Mempawah, Indragiri, Asahan, Selangor, Kedah dan Trenggano. Sultan Mahmud Syah III, menguatkan persaudaraan antara Melayu dan Bugis melalui ‘sumpah setia’ dan pernikahan antara kedua belah pihak.

Kebijakan Sultan ini terbukti mampu menjadi senjata ampuh, melawan penjajah yang terkenal dengan politik adu dombanya. Pada masanya juga, Lingga dirintis menjadi pusat tamaddun Melayu. Diantaranya menggalakan dunia tulis (mengarang) dalam kitab-kitab ajaran agama Islam dan bahasa (sastra) Melayu. Kelak, bahasa Melayu menjadi cikal bakal bahasa pemersatu nusantara, yakni bahasa Indonesia.

Sultan Mahmud Syah III, menjadikan Pulau Penyengat sebagai maskawin pernikahannya dengan Engku Puteri Raja Hamidah binti Raja Haji. Berkat perjuangan Sultan pula, akhirnya Lingga dan Pulau Penyengat menjadikota yang hebat. Lingga kemudian dikenal sebagai Bunda Tanah Melayu dan Pulau Penyengat sebagai Pulau Indera Sakti

Menanggapai hal itu, Menteri Salim, yang menerima berkas itu, langsung memerintahkan Direktur Kepahlawanan untuk segera memrosesnya.

Direktur Kepahlawanan Kementeri Sosial, memang langsung mendampingi Gubernur dalam menerima berkas kepahlawanan Sultan Mahmud Riayat Syah. Bulan Mei ini, Kementerian Sosial memang menerima usulan Pahlawan Nasional dari daerah-daerah. Usulan itu terakhir diterima pada tanggal 31 Mei. Kepri termasuk yang pertama mengusulkan Pahlawan Nasional.

"’Segera diproses. Kalau ada kekurangan, segera diberitahu agar dilengkapi,’’ kata Menteri kepada Direktur Kepahlawanan, dalam pertemuan itu.

Sebelumnya, Kepri juga telah memiliki dua nama besar pahlawan nasional, yakni Raja Ali Haji dan Raja Haji Fisabilillah. Tapi, sejak menjadi Provinsi, inilah usulan pertama Kepri untuk Pahlawan Nasional.

Dalam kesempatan itu, Gubernur dan Bupati Lingga Daria juga mengundang Menteri Sosial untuk ke Lingga, guna melihat proses pembangunan di Lingga. Termasuk Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang merupakan progran kementeriaa nsosial dan dilaksanakan di Kabupaten Lingga.

Editor: Dodo