Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadar CO2 Pecahkan Rekor Tiga Juta Tahun
Oleh : Dodo
Jum'at | 17-05-2013 | 13:28 WIB

PENNSYLVANIA - Dimulai dari Revolusi Industri pada tahun 1750, ditambah pembakaran bahan bakar fosil yang meningkat tajam, telah mengangkat kadar karbondioksida (CO2) secara drastis di atmosfer. Monitor Kurva Keeling yang dipasang di observatorium Mauna Loa di Hawaii menunjukkan bahwa kadar atmosfer menembus 400 parts per million (ppm), Kamis pekan lalu.

Angka tersebut sekaligus mencatatkan rekor tertinggi kadar CO2 di atmosfer sepanjang sejarah. Kurva Keeling merupakan alat ukur yang menjadi dasar pencuplikan data dan pengolahan jumlah karbondioksida di atmosfer.

Saat pertama kali pengukuran, observatorium menunjukkan konsentrasi karbondioksida sebesar 313 ppm yang artinya terdapat 313 molekul karbondioksida di setiap satu juta molekul udara, sementara data terbaru menunjukkan 400,03 ppm. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) angka tersebut sedang menunggu pemeriksaan kualitas kontrol.

Kurva Keeling memang menunjukkan peningkatan karbondioksida di atmosfer setiap tahunnya dan mencapai puncaknya pada bulan Mei ini. Angka tersebut kemudian mengalami penurunan pada bulan Oktober. Pola ini menunjukkan angka terendah dan tertinggi secara rutin setiap tahunnya.

Kondisi ini mengungkapkan bagaimana tanaman menangkap karbondioksida dari udara saat musim panas untuk pertumbuhan mereka dan kemudian melepaskannya saat mereka mati menjadi daun yang membusuk saat musim dingin. Namun bukan hanya tumbuhan, manusia dan pembakaran bahan bakar fosil yang semakin menggila turut berperan meningkatkan kadar C02 di udara, sebagaimana terlihat pada Kurva Keeling yang terus merangkak naik.

"Angka ini sebagi pengingat sekaligus peringatan bagi umat manusia. Janganlah bermain-main dengan planet ini," ujar Michael Mann, seorang peneliti iklim di Pennsylvania State University, Amerika Serikat.

Selama seribu tahun sebelum adanya Revolusi Industri pada abad 18, kadar CO2 di atmosfer masih stabil berada di kisaran 270 - 280 ppm. Berdasarkan Scripps Institution of Oceanography yang menganalisa Kurva Keeling, ilmuwan meyakini peningkatan CO2 terjadi pada zaman Pliosen, sekitar lima hingga tiga juta tahun lalu, di mana kondisi global saat itu mengalami perubahan besar.

Para ilmuwan meyakini tingkat karbondioksida saat ini belum pernah terjadi sebelumnya sejak lebih dari tiga juta tahun yang lalu. Untuk menakan kadar karbondiaoksida di atmosfer, ilmuwan terus berusaha mengingatkan masyarakat untuk mengurangi pembakaran bahan bakar fosil yang menyebabkan gas rumah kaca.

"Jika kita tidak dapat  mengendalikan emisi bahan bakar fosil dengan segera, kami yakin (level CO2) akan berada pada level 450 ppm dalam beberapa dekade ke depan," tegas Mann.

Sumber: National Geographic Indonesia