Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertamina Tak Hadir, RDP Kelangkaan Gas di Komisi II Batal
Oleh : Gokli
Senin | 13-05-2013 | 16:03 WIB

BATAM, batamtoday - Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang telah dijadwalkan oleh Komisi II DPRD Batam terkait kelangkaan gas elpiji dan lanjutan sidak di pangkalan Perumahan Center Park batal. Sebab, Pertamina tak hadir dengan alasan belum mendapat undangan, Senin (13/5/2013).

Ketua Komisi II DPRD Batam, Yudi Kurnain, mengatakan RDP terpaksa ditunda, sebab terjadi masalah teknis dalam pengiriman undangan. Pertamina, kata Yudi, mengaku belum mendapat undangan. Sementara, pemilik pangkalan, Tan A Kong dan perwakilan Disperindag sudah datang.

"Akan kita jadwalkan ulang, ada masalah teknis pengiriman undangan. Pertamina mengaku belum dapat undangannya," kata dia.

Sebelumnya, RDP tersebut dijadwalkan pada pukul 14.00 WIB, namun sampai dengan pukul 15.00 WIB, Pertamina belum datang, sampai akhirnya RDP itu dibatalkan.

"Kita usahakanlah dalam minggu ini, mudahan tak ada masalah teknis lagi," kesal dia.

Tan A Kong, pemilik pangkalan gas elpiji bersubsidi di Perumahan Center Park, Batam Center blok A/10 pada saat Komisi II melakukan sidak ditemukan terjadi pelanggaran. Pelanggaran tersebut yakni terindikasi melakukan penimbunan dan menjual kepada masyarakat di atas harga yang sudah ditentukan.

Pengakuan Tan A Kong saat itu, dia memperoleh distribusi gas elpiji 3 kilogram dari agen PT Amartha Anugerah Mandiri seharga Rp 15 ribu per tabung. Sehingga, dia terpaksa menjual kepada masyarakat dengan harga Rp 18 ribu per tabungnya.

Tak hanya itu, akibat adanya permainan harga ini, pangkalan milik Tan A Kong mendapat pendistribusian yang sangat lancar. Bahkan, dalam satu hari dia bisa menerima dua kali pengiriman di tengah-tengah kelangkaan gas elpiji di setiap pangkalan.

Informasi yang diperoleh dari warga sekitar, pemilik pangkalan terindikasi melakukan penyuligan atau bekerja sama dengan pihak penyuling. Sebab, dua kali pengiriman yang dilakukan pihak agen setiap harinya, tak serta merta mencukupi kebutuhan warga sekitar.

"Memang Rp 18 ribu per tabung, tetap tetap saja langka. Padahal dua kali pengiriman dalam satu hari. Kemana lagi kalau bukan diselewengkannya," tuding Mardi, salah satu warga, saat itu.

Editor: Dodo