Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPRD Batam akan Surati Pemilik PT Nissin Kogyo di Jepang
Oleh : Gokli
Selasa | 30-04-2013 | 07:59 WIB
riki_syolihin.jpg Honda-Batam
Ketua Komisi IV DPRD Batam, Riki Syolihin.

BATAM, batamtoday - Ketua Komisi IV DPRD Batam, Riki Syolihin mengatakan akan menyurati manajemen atau pemilik PT Nissin Kogyo yang ada di Jepang. Sebab, buruh dengan manajemen perusahaan yang ada di Batam tidak ada kesepakatan.

"Pihak manajemen PT Nissin yang ada di Batam merasa benar dengan tindakannya yang telah mem-PHK pekerjanya. Sementara tindakan mereka itu menyalahi. Langkah Komisi IV akan menyurati pemiliknya yang ada di Jepang," jelas dia, usai melakukan Rapat Dengat Pendapat (RDP) di ruang Komisi IV DPRD Batam, Senin (29/4/2013) sore.

Riki juga mengatakan merasa sangat kecawa dengan sikap manajemen PT Nissin Kogyo Batam. Sebab, hal-hal yang seharusnya masih bisa dirundingkan, seperti PHK tak seharusnya terjadi. Namun, dengan cepat tindakan itu mereka lakukan yang melukai hati para pekerjanya.

Selain merasa kecewa, lanjut Riki, mereka akan menemui Direktur PT Nissin Kogyo Batam, Hiromoto dalam waktu dekat ini. Upaya itu dilakukan supaya permasalahan atau tuntutan buruh dapat diakomodir. Pasalnya, buruh yang dianggap mangkir lantaran melakukan aksi demo pada tanggal 10 dan 11 Apri 2013, lalu sudah minta maaf dan bersedia diberikan sanksi atau warning.

"Buruh itu sudah minta maaf dan bersedia diberikan sanksi, tetapi bukan harus PHK. Kan, masih banyak langkah-langkah lain yang perlu dilakukan selain PHK," sebutnya.

Karena tak ada kesepakatan, RDP akhirnya dihentikan. Pihak PT Nissin Kogyo dan pihak buruh akhirnya meninggalkan gedung DPRD Batam.

Deketahui, sampai dengan saat ini, sekitar 150 buruh masih melakukan aksi mogok kerja di depan PT Nissin Kogyo. Sementara, pihak manajemen menganggap 150 buruh tersebut sudah keluar lantaran mangkir kerja. Sehingga, terjadi perekrutan tenaga kerja baru.

"Masalah aja belum selesai, tetapi manajemen itu sudah merekrut buruh lain. Hal ini jelas menyakiti perasaan buruh yang nasibnya terkatung-katung," kata Riki.

Editor: Dodo