Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Untuk Lolos ke Senayan

Wakil Ketua MPR Ngaku Habiskan Rp 1 M pada Pemilu 2009
Oleh : Surya Irawan
Selasa | 23-04-2013 | 07:33 WIB
Hajriyanto.jpg Honda-Batam

Hajriyanto Y Thohari

JAKARTA, batamtoday - Wakil Ketua MPR RI yang juga politisi senior Golkar Hajrijanto Y Tohari mengaku telah menghabiskan dana Rp 1 miliar untuk pencalonan dirinya menuju DPR/MPR RI pada Pemilu 2009 lalu. Padahal, tidak pernah melakukan kampanye yang bersifat massal dan massal 

 
Namun, kali ini dia hanya menyediakan sekitar Rp 575 juta untuk kembali maju dalam pemilihan legislatif Pemilu 2014 mendatang.  

"Saya tidak pernah mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya massif, massal seperti kampanye di alun-alun atau kecamatan. Jadi, uang sebesar Rp 1 miliar dalam pemilu 2009 itu, yang Rp 425 juta saya gunakan untuk mendirikan studio radio. Radio H namanya, dan selebihnya Rp 575  juta untuk kampanye biasa dan sederhana saja dalam mencari dukungan," tandas Hajriyanto pada wartawan di Gedung DPR/MPR RI Jakarta, Senin (22/4/2013).

Dengan demikian lanjut hajrijanto, dirinya selama 4 bulan berputar-putar di beberapa kecamatan itu menghabiskan sekitar Rp 575 juta. 

"Itu untuk putar-putar selama 4 bulan. Untuk ke dusun-dusun, makan, snack dan sebagainya. Sebab, di Wonogiri saja sebanyak 156 desa," katanya.

Tapi, kata Hajrijanto, untuk mengikuti Pemilu 2014 mendatang dirinya cukup mengeluarkan modal kurang lebih setengah miliar atau Rp 500 juta saja. Hal itu,  karena dirinya sudah diterima oleh konstituennya di daerah pemilihan Jawa Tengah V itu karena selalu menjalin komunikasi dengan baik selama ini. 

"Jadi, saya tidak harus membuka forum-forum atau pertemuan baru, tingggal melanjutkan dan mengintensifkan saja apa yang sudah saya datangi sewaktu masa reses,"  ujarnya.

Dengan demikian menurut Hajrjanto, selama kampanye di dapilnya, cara yang lebih efektif adalah dengan turun langsung ke lapangan. Tujuannya, untuk mendengarkan langsung aspirasi rakyat. 

"Saya tidak pernah mengadakan yang namanya pengerahan massa secara besar-besaran. Bahkan di tingkat kecamatan saja tidak. Apalagi di alun-alun kabupaten itu juga  tidak sama sekali,"  pungkasnya.

Editor : Surya