Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nilai Kerusakan Lingkungan Global Capai 7,3 Triliun Dolar AS
Oleh : Dodo
Rabu | 17-04-2013 | 10:18 WIB

NEW DELHI - Setiap kegiatan ekonomi menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan. Namun dampak negatif dari kegiatan ekonomi seringkali terabaikan. Sehingga masyarakat tidak mengetahui nilai kerugian yang sebenarnya dari kerusakan lingkungan dan sumber daya alam.

Laporan terbaru berjudul “Natural Capital at Risk – The Top 100 Externalities of Business” dari TEEB for Business Coalition mengungkap secara detil nilai kerugian lingkungan ini. Laporan yang dirilis di New Delhi, Senin (15/4/2013) menyebutkan, nilai kerugian akibat kegiatan ekonomi dan eksploitasi sumber daya alam dunia mencapai US$7,3 triliun per tahun atau setara dengan 13% produksi (output) ekonomi global.

Kerugian ini berupa kerusakan sumber daya alam, peningkatan emisi gas rumah kaca, hilangnya jasa lingkungan – seperti kemampuan hutan untuk menyimpan dan menyerap karbon – perubahan iklim, serta biaya kesehatan akibat polusi udara.

Sektor-sektor yang menyumbang kerugian adalah sektor produksi primer seperti pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, kelistrikan, minyak dan gas, serta sektor pengolahan primer seperti pabrik semen, baja, kertas dan bubur kertas.

Nilai kerugian lingkungan 100 kegiatan ekonomi teratas diperkirakan mencapai $4,7 triiliun atau 65% dari dampak negatif aktivitas di sektor primer yang berhasil diidentifikasi. Kerugian terbesar bersumber dari gas rumah kaca (38%), penggunaan air (25%); penggunaan tanah (24%); polusi udara (7%), polusi tanah dan air (5%) serta sampah (1%).

Di wilayah Asia Timur dan Amerika Utara, pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTB) menempati rangking 1 dan 3 penyebab kerugian lingkungan utama dengan nilai kerugian mencapai $453 miliar dan $317 miliar per tahun. Kerugian ini mencakup naiknya emisi gas rumah kaca serta biaya kesehatan akibat polusi udara. Nilai kerugian di dua wilayah ini melebihi nilai produksi sektor batu bara.

Sektor lain yang banyak menimbulkan kerugian lingkungan adalah sektor pertanian terutama di wilayah yang kekurangan air serta di wilayah dengan tingkat produksi dan penggunaan lahan yang tinggi. Sektor peternakan di Amerika Selatan menempati rangking kedua dengan nilai kerugian lingkungan mencapai $354 miliar. Sementara produksi gandum dan padi di Asia Selatan menempati rangking ke-4 dan ke-5.

Pabrik besi, baja dan alumunium menempati rangking ke-6 dengan nilai kerugian lingkungan sebesar $225 miliar. Pabrik semen menyumbang 6% emisi CO2 global. Wilayah Asia Timur memroduksi 55% kebutuhan semen dunia sehingga tidak mengejutkan jika industri ini menempati rangking ke-7 penyebab kerugian lingkungan global.

Sumber: Hijauku.com